Jum'at 21/03/14. 09:00 Wib
Reporter : Dicko
Seperti yang dialami Sarep asal Dusun Kalibendo, Desa Menyono, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo, yang kabarnya dikucilkan dan di asingkan oleh keluarganya akibat dirinya menyandang penyakit kusta tahunan itu, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (20/3/14), ia meninggal pada pukul 17.00 WIB di RSK (rumah sakit kusta) Sumber Glagal Mojokerto.
Seketika itu, Sarep langsung dibawa pulang dari RSK oleh keluarganya pada pukul 20.00 WIB, dan dikebumikan dipemakaman umum di Desanya. Ini di ungkap oleh dr.Dyah Kuncarawati, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Jum’at (21/3) saat ditemui diruang kerjanya.
Dyah menyebutkan, Sarep meninggal karena penyakit kusta yang di deritanya sudah terlalu lama, sehingga tim medispun tidak berhasil menyembuhkannya, sebab, dari hasil pemeriksaan, penyakit Sarep mengalami komplikasi atau reaksi yang tergolong penyakit semakin lama semakin parah.
“Penyakit yang diderita Sarep tergolong sangat tinggi dan sulit diperkirakan, padahal beberapa bulan yang lalu saat Dinkes merujuknya ke RSK kondisinya cukup stabil, tapi itu bukan berarti sehat, melainkan semakin lama kondisinya tambah melemah dan parah, karena sudah masuk reaksi atau komplikasi,” tutur Dyah.
Selain penyakit kusta-nya yang parah, dan komplikasi, Sarep juga mengalami Diagnosa gizi buruk,”kusta adalah penyakit yang sangat jahat. Nah, kalau sudah terkomplikasi dari penyakit itu, dampaknya sangat berbahaya dan mematikan, jadi sulit untuk tersembuhkan, apalagi ditambah gizi buruk,” jelas dr.Dyah. (Dc)
Reporter : Dicko
Gambar Jatim Update. Sarep semasa hidupnya saat diasingkan keluarganya disebuah gudang, hanya hidup sendiri. |
Kuripan - Sepanjang sejarah peradaban manusia, selama itu pula
kusta ada di dunia. Stigmatisasi sebagai manusia terkutuk karena
dihinggapi penyakit menular tak tersembuhkan ini hingga kini masih
menjadi ganjalan utama dalam memutus rantai penularan. Akibatnya, meski
secara signifikan terjadi penurunan angka prevalensi, kasus-kasus baru
selalu bermunculan.
Seperti yang dialami Sarep asal Dusun Kalibendo, Desa Menyono, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo, yang kabarnya dikucilkan dan di asingkan oleh keluarganya akibat dirinya menyandang penyakit kusta tahunan itu, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (20/3/14), ia meninggal pada pukul 17.00 WIB di RSK (rumah sakit kusta) Sumber Glagal Mojokerto.
Seketika itu, Sarep langsung dibawa pulang dari RSK oleh keluarganya pada pukul 20.00 WIB, dan dikebumikan dipemakaman umum di Desanya. Ini di ungkap oleh dr.Dyah Kuncarawati, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Jum’at (21/3) saat ditemui diruang kerjanya.
Dyah menyebutkan, Sarep meninggal karena penyakit kusta yang di deritanya sudah terlalu lama, sehingga tim medispun tidak berhasil menyembuhkannya, sebab, dari hasil pemeriksaan, penyakit Sarep mengalami komplikasi atau reaksi yang tergolong penyakit semakin lama semakin parah.
“Penyakit yang diderita Sarep tergolong sangat tinggi dan sulit diperkirakan, padahal beberapa bulan yang lalu saat Dinkes merujuknya ke RSK kondisinya cukup stabil, tapi itu bukan berarti sehat, melainkan semakin lama kondisinya tambah melemah dan parah, karena sudah masuk reaksi atau komplikasi,” tutur Dyah.
Selain penyakit kusta-nya yang parah, dan komplikasi, Sarep juga mengalami Diagnosa gizi buruk,”kusta adalah penyakit yang sangat jahat. Nah, kalau sudah terkomplikasi dari penyakit itu, dampaknya sangat berbahaya dan mematikan, jadi sulit untuk tersembuhkan, apalagi ditambah gizi buruk,” jelas dr.Dyah. (Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !