Selasa 27/01/14. 12:00 Wib
Reporter : Dicko
Reporter : Dicko
Peras: Prosesi ular kobra untuk dijadikan jamu sebagai pengobatan alternatif |
Kraksaan - Berbekal pengetahuan ilmu pengobatan dari almarhum
neneknya, seorang pria bernama Sentot (45) asal Desa Semampir,
Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, berprofesi sebagai pawang
ular kobra, sekaligus melayani pengobatan alternatif dari empedu ular
tersebut. Setiap harinya Sentot kedatangan dua hingga tiga pasien yang
meminta bantuannya.
“Alhamdulillah, pengobatan menggunakan empedu ular kobra banyak
mendapat tanggapan positif dari pasien. Bahkan empat pasien yang
seharusnya diamputasi karena kencing manis sudah sembuh,” terangnya
Selasa 27/01/14 saat ditemui Reporter Kominfo Bromo fm dirumahnya.
Untuk harga pengobatan menggunakan empedu kobra, Sentot tidak memasang
tarif muluk-muluk. Bahkan jika pasien dari golongan bukan orang berada
alias miskin, pihaknya tidak memungut biaya. Tapi harga rata-rata yang
dipatok untuk umum Rp 50.000. Namun harga tersebut berbeda jika yang
membeli orang luar negeri. Sentot mengaku mematok harga Rp 300 ribu
setiap obat racikan yang mengandung satu empedu kobra.
Untuk konsumen luar negeri, Sentot mengaku tidak setiap bulan ada
permintaan. Tapi setiap tahun selalu ada permintaan dalam jumlah cukup
besar dari mereka.“Jumlah permintaan untuk obat yang mengandung empedu
berkisar 20 buah per tahun,” paparnya.
Sedangkan untuk mendapatkan cobra, Sentot membeli dari pencari ular
dari sejumlah daerah di Kabupaten Probolinggo seperti di Kecamatan
Tiris, Besuk dan Krucil. Sentot membeli kobra per ekor dengan ukuran
satu meter Rp 20.000. Itupun jenis kobra jantan. Untuk membedakan kobra
jantan dan betina, Sentot mengaku di jidat cobra tersebut ada tanda
belang. “Ular kobra yang ukurannya kurang satu meter tidak memiliki
empedu. Jadi saya tidak bisa membeli,” terangnya. (Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !