Jum'at 14/02/14. 09:00 Wib
Reporter : Dicko
Subandi bekerja siang dan malam, dari proses pembuatan pentolnya hingga menjualnya ke tempat-tempat tertentu diseputar kota Kraksaan. Meski dirinya seringkali mengalami kecelakaan setiap ia bekerja selama 2 tahun setengah, dirinya berprofesi sebagai penjual pentol, namun semua itu tidak pernah ia hiraukan, bahkan yang paling parah, Subandi sempat mengalami ledakan gas elpijinya saat dirinya berada ditengah jalan dan sempat membakar rombong pentol yang dibawanya, dan kejadian kedua saat ia berada disebuah tempat dimana tempat ia berjualan di salah satu perusahaan rokok dikota Kraksaan. Dari kejadian itu, Subandi sempat dirawat dirumah sakit.
“Bagi saya semua pekerjaan itu memang penuh resiko. Kejadian ledakan gas itu adalah pelajaran bagi saya, dan mungkin itu adalah ujian bagi saya. Kalau saya putus asa dengan kejadian itu, bagaimana saya bisa menghidupi keluarga dan anak-anak saya,” tutur Subandi saat ditemui Reporter Kominfo Bromo fm saat prosesi pembuatan pentol dirumahnya.
Pria yang mempunyai 2 orang anak itu mengaku, dirinya tidak kerja sendirian, akan tetapi juga bersama istrinya untuk berbagi tugas ketika membuat pentol, stard dari setelah subuh hingga malam hari. Dalam sehari semalam dirinya mempunyai dua waktu untuk berjualan, dari pukul 11.00 siang hingga 14.00 sore, selanjutnya dari pukul 19.30 hingga 22.00.”Kami harus melakukan semua itu, karena itu adalah kebiasaan bagi kami untuk membiayai anak kami sekolah, anak pertama sudah SMK, yang kedua masih SD,”pungkasnya.
Reporter : Dicko
Giat: Subandi saat bekerja membuat pentol dirumahya |
Kraksaan – Banyak cara yang dilakoni bagi para pekerja
tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari pekerjaan
yang ditekuni dalam kesehariannya seakan tidak pernah mengalami duka
saat diirinya bekerja. Seperti yang lakoni Subandi (38) asal Dusun
Karanglo, Desa Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo,
dalam kesehariannya ia bekerja sebagai penjual pentol cilot (pentol
jawa).
Subandi bekerja siang dan malam, dari proses pembuatan pentolnya hingga menjualnya ke tempat-tempat tertentu diseputar kota Kraksaan. Meski dirinya seringkali mengalami kecelakaan setiap ia bekerja selama 2 tahun setengah, dirinya berprofesi sebagai penjual pentol, namun semua itu tidak pernah ia hiraukan, bahkan yang paling parah, Subandi sempat mengalami ledakan gas elpijinya saat dirinya berada ditengah jalan dan sempat membakar rombong pentol yang dibawanya, dan kejadian kedua saat ia berada disebuah tempat dimana tempat ia berjualan di salah satu perusahaan rokok dikota Kraksaan. Dari kejadian itu, Subandi sempat dirawat dirumah sakit.
“Bagi saya semua pekerjaan itu memang penuh resiko. Kejadian ledakan gas itu adalah pelajaran bagi saya, dan mungkin itu adalah ujian bagi saya. Kalau saya putus asa dengan kejadian itu, bagaimana saya bisa menghidupi keluarga dan anak-anak saya,” tutur Subandi saat ditemui Reporter Kominfo Bromo fm saat prosesi pembuatan pentol dirumahnya.
Pria yang mempunyai 2 orang anak itu mengaku, dirinya tidak kerja sendirian, akan tetapi juga bersama istrinya untuk berbagi tugas ketika membuat pentol, stard dari setelah subuh hingga malam hari. Dalam sehari semalam dirinya mempunyai dua waktu untuk berjualan, dari pukul 11.00 siang hingga 14.00 sore, selanjutnya dari pukul 19.30 hingga 22.00.”Kami harus melakukan semua itu, karena itu adalah kebiasaan bagi kami untuk membiayai anak kami sekolah, anak pertama sudah SMK, yang kedua masih SD,”pungkasnya.
Selain itu, Subandi menyebutkan, dengan hasil kerja kerasnya itu, setiap
harinya ia meraup omset yang lumayan banyak, maksimal setiap harinya
mendapat 6 ratus ribu hingga 8 ratus ribu, dengan takaran daging sapi
yang ia gunakan untuk bahan pentol sebanyak 2 kg setiap harinya,” memang
omsetnya lumayan, terkadang saya melebihi 8 ratus ribu, tetapi kalau
diukur dengan cara kerjanya, ya seimbang lah mas, dan Alhamdulillah,
selama 2 tahun setengah ini kami sekeluarga mampu memenuhi kebutuhan
kami disini, dan itu berkat karena saya tidak pernah putus asa dalam
bekerja meskipun banyak mengalami kecelakaan yang hampir fatal bagi diri
saya,” katanya sambil sumeringah. (Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !