Sabtu 22/02/14. 08:00 Wib
Reporter : Dicko
Paiton – Kurangnya stok ikan laut sejak dua bulan terkahir 2014
ini menjadikan para pedagang ikan dipasaran tak bersedia untuk menjual
ikan yang berkualitas, pasalnya, dari pasokan nelayan di tempat
pelelangan ikan (TPI) pesisir Paiton, Kecamatan Paiton, Kabupaten
Probolinggo, sangat kesulitan untuk mendapatkan ikan yang biasa diminati
masyarakat.
Sementara, menjelang akhir Pebruari (22/2/14) ini para nelayan masih tidak keseluruhan melakukan aktifitasnya dilautan,”saya tidak tahu juga kenapa ikan dilaut sangat sulit untuk dijaring, padahal sekarang ini, angin sudah tidak kencang lagi, dan ditengah lautan sudah tidak diterangi sinar bulan,” ungkap Topo (40) seorang nelayan.
Topo menjelaskan, kemungkinan besar masih menunggu musim pantai selatan tiba, barulah ikan dilautan kembali banyak. Untuk sekarang ini apa adanya ikan-ikan yang ia jual kepada pemasok ikan yang lainnya, terutama kepada pedagang.
“Ya begitulah mas, dalam waktu tiga hari ini kami ditengah laut hanya menghasilkan ikan yang tidak berkualitas, tapi meski ikannya jelek tetap saja dibeli oleh masyarakat, karena sekarang kekurangan persediaan,” sebut Sholeh (35) warga setempat.
Sakur (45) seorang pedagang ikan mengatakan, para nelayan hanya menghasilkan ikan terri saja, itupun harganya tidak stabil, yang biasanya hanya 4.000 menjadi 7.500 per kg, itupun masih jadi rebutan para pedagang pasaran yang setiap hari antri di TPI Paiton.
Selain ikan terri, menurut Sakur, ada juga ikan yang diminati masyarakat, tapi stoknya sangat terbatas,bahkan pedagang tidak kebagian, seperti ikan golok yang biasanya hanya 5.000 menjadi 9.000, ikan tongkol 8.000 menjadi 15.000, kemudian ikan layang sekarang 16.000 yang biasanya hanya 7.000,”apalagi ikan cumi mas, sekarang harganya masih tetap 35.000 per kg, kondisi ini sangat meresahkan nelayan dan pedegang dipasaran, terpaksa kita hanya menjual ikan laut yang tidak berkualitas yaitu ikan terri kata orang Paiton,”sebut Sakur.(Dc)
Reporter : Dicko
Nego: Sejumlah pedagang ikan laut dipasaran melakukan negosiasi ikan terri kepada seorang nelayan di TPI Paiton |
Sementara, menjelang akhir Pebruari (22/2/14) ini para nelayan masih tidak keseluruhan melakukan aktifitasnya dilautan,”saya tidak tahu juga kenapa ikan dilaut sangat sulit untuk dijaring, padahal sekarang ini, angin sudah tidak kencang lagi, dan ditengah lautan sudah tidak diterangi sinar bulan,” ungkap Topo (40) seorang nelayan.
Topo menjelaskan, kemungkinan besar masih menunggu musim pantai selatan tiba, barulah ikan dilautan kembali banyak. Untuk sekarang ini apa adanya ikan-ikan yang ia jual kepada pemasok ikan yang lainnya, terutama kepada pedagang.
“Ya begitulah mas, dalam waktu tiga hari ini kami ditengah laut hanya menghasilkan ikan yang tidak berkualitas, tapi meski ikannya jelek tetap saja dibeli oleh masyarakat, karena sekarang kekurangan persediaan,” sebut Sholeh (35) warga setempat.
Sakur (45) seorang pedagang ikan mengatakan, para nelayan hanya menghasilkan ikan terri saja, itupun harganya tidak stabil, yang biasanya hanya 4.000 menjadi 7.500 per kg, itupun masih jadi rebutan para pedagang pasaran yang setiap hari antri di TPI Paiton.
Selain ikan terri, menurut Sakur, ada juga ikan yang diminati masyarakat, tapi stoknya sangat terbatas,bahkan pedagang tidak kebagian, seperti ikan golok yang biasanya hanya 5.000 menjadi 9.000, ikan tongkol 8.000 menjadi 15.000, kemudian ikan layang sekarang 16.000 yang biasanya hanya 7.000,”apalagi ikan cumi mas, sekarang harganya masih tetap 35.000 per kg, kondisi ini sangat meresahkan nelayan dan pedegang dipasaran, terpaksa kita hanya menjual ikan laut yang tidak berkualitas yaitu ikan terri kata orang Paiton,”sebut Sakur.(Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !