Kamis 06/02/14. 12:00 Wib
Reporter : Dicko
Reporter : Dicko
Kraksaan - Cerdas itu sangat luas. Pada dasarnya semua anak
cerdas. Gaya belajar setiap anak berbeda-beda sehingga kecerdasan yang
dimiliki setiap anak tidak sama. Seorang guru PAUD dan orang tua harus
mampu memahami kecerdasan yang dimiliki oleh anak sehingga nantinya
menjadi manusia unggul dan berguna.
Statemen tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi Nasional (Komnas)
Perlindungan Anak Republik Indonesia Dr. Seto Mulyadi, P.Si, M.Si saat
menyampaikan materi Mendidik Dengan Cinta dalam Seminar PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini) dengan tema “Membantu Anak Balita Mengelola Ketakutan
dan Amarahnya” di Gedung Islamic Center (GIC) Kraksaan, Kamis (6/2).
“Anak-anak akan merasa sangat senang apabila prestasi dari kecerdasannya
dihargai oleh orang tua dan gurunya di sekolah. Sehingga nantinya bisa
menjadi manusia yang tumbuh pada masa depan. Jangan pernah paksa anak
untuk terus sekolah, biarkanlah untuk berkreasi,” ujar Kak Seto.
Menurut Kak Seto, jika anak terus dipaksa untuk sekolah sepanjang waktu,
maka anak merasa tidak ada waktu lagi untuk bermain. Apalagi sampai
dijejali dengan berbagai macam informasi yang pada akhirnya anak akan
pusing tujuh keliling dan menganggap sekolah sebagai penjara.
“Jika sekolah sudah dianggap sebagai penjara, maka akan terjadi bullying
dengan cara melakukan tindakan kekerasan menggunakan kekuatan atau
kekuasaan untuk melukai seseorang maupun kelompok, secara fisik, verbal
atau emosional sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak
berdaya.
“Hal ini dampaknya sangat luas. Anak akan gelisah, cemas, rendah diri,
malas belajar, panik, ingin bunuh diri, agresif dan terjadi kenakalan
remaja. Jika sudah demikian, maka kecerdasan emosional dan spiritual
tidak akan berkembang dengan baik,” jelas Kak Seto.(Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !