Reporter : Dicko
Kamis 17/04/14. 08:00 WIB
Kamis 17/04/14. 08:00 WIB
Pajarakan –
Usaha bordir di Desa Sologodig Wetan, Kecamatan Pajarakan makin
bergairah. Banyaknya pesanan dari dalam dan luar daerah menggunakan jasa
bordir membuat jumlah pekerja bordir makin banyak. Ini diungkap Kepala
Desa Sologodig Wetan, Ubaidillah Kamis (17/4/14).
Ubaidillah mengakui, pesanan dari luar daerah khususnya Bali, membuat
perkembangan usaha bordir warganya terus mengalami peningkatan. Ia
mengaku, 2008, masih ada sekitar 4 pengusaha bordir saja. Saat ini,
pengusaha bordir di Desa Sologodig Wetan mencapai 10 orang.
Banyaknya usaha bordir warganya membuat lapangan pekerjaan di Desa
Sologodig Wetan melimpah. Bahkan tidak jarang, para pekerja bordir
datang dari luar seperti Patemon, Condong dan Karangbong. Ubaidillah
berharap, usaha bordir warganya terus meningkat sehingga kesejahteraan
hidup warganya terpenuhi.”Semoga terus berkembang usaha bordir di sini,”
pungkasnya.
Dari sepuluh pengusaha, tidak jarang para pengusaha bordir memiliki
karyawan lebih dari sepuluh orang. Kebanyakan, para pengusaha ini kaum
perempuan. Ubaidillah mengakui, hampir 70 persen warga perempuannya
menjadi pekerja bordir. “Pekerja bordir banyak kaum perempuan,”
ujarnya.
Diakuinya, adanya pelatihan bordir dari pemerintah memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha Bordir di Desanya.
Sumarni (56), Warga Sologodig Wetan mengaku sudah menerjuni usaha bordir
sejak tahun 70-an. Saat ini, ia memiliki dua karyawan tetap. Tapi kalau
pesanan meningkat, tidak jarang ia menyewa tenaga bordir dari luar desa
demi memenuhi target pesanan.” Menyewa tenaga bordir dari luar daerah,”
ujarnya. Untuk harga setiap helai pesanan bordir, Sumarni mematok harga
sesuai tingkat kesulitan.
Terkait tidak menambah karyawan, Sumarni mengaku order pesanan tidak
pasti. Sehingga ia tidak berani mengambil resiko lebih besar. “Memiliki
karyawan tetap harus berani menggaji saban bulan,” ujarnya lagi. Sumarni
mengaku memberikan gaji setiap bulan pada karyawannya Rp 800 ribu.
Dengan 2 karyawan saban bulan, ia mengaku mengeluarkan 1,6 juta.
Maryati (34), pengusaha bordir, Warga Sologodig Wetan mengungkapkan
usaha bordir yang ia kelola semakin berkembang. Pengusaha bordir yang
memulai usahanya 2008, kini imemiliki 4 karyawan tetap. Jika order dari
luar daerah melimpah, ia tidak segan mengambil tenaga borongan dari luar
Desa. “Alhamdulillah orderan tidak sepi,” ujarnya pada Kabar
Probolinggo.
Maryati mengaku, order pesanan terbanyak dari daerah Bali. Ia mengaku
setiap bulan tidak pernah sepi order dari luar daerah. Ia berharap,
order pesanan bordir kepadanya terus meningkat.” Semoga orderan bordir
terus lancar,” pungkasnya (Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !