Reporter : Dicko
Selasa 15/04/14. 09:00 WIB
Selasa 15/04/14. 09:00 WIB
Sumberasih - Bagi anak-anak, membatik barangkali dianggap susah.
Karena harus membuat pola menggunakan canting. Namun dengan teknik
celup, membatik menjadi lebih gampang. Membatik dengan menggunakan
teknik celup ternyata lebih mudah dibandingkan canting. Seperti yang
dilakukan oleh siswa-siswi SDN Sumurmati 2 Kecamatan Sumberasih yang
melakukan praktek membuat batik celup. Bagaimana hasilnya??
Suasana SDN Sumurmati 2 Kecamatan Sumberasih, Senin (14/4) terlihat
berbeda dari biasanya. Saat itu, para siswa kelas 4, 5 dan 6 sedang
mengikuti mata pelajaran SBK (Seni Budaya dan Keterampilan). Tidak hanya
sekedar materi, tetapi para siswa ini langsung praktek membuat batik
celup didampingi guru pembimbing kegiatan Hernaningsih.
Dengan membentuk kelompok mereka dengan cekatan mengikuti bimbingan yang
diberikan oleh gurunya. Satu persatu teori dipraktekkan bersama-sama
sehingga hasilnya terlihat cukup bagus. Siswa yang tidak mengerti
langsung bertanya kepada guru pembimbingnya.
Kepala SDN Sumurmati 2 Nurul Hidayati mengungkapkan bahwa praktek
membuat batik celup ini bertujuan untuk mengasah kreativitas siswa.
Selain itu juga untuk mengajak anak didik untuk melestarikan batik yang
merupakan budaya warisan.
“Ini merupakan bentuk pendidikan pengembangan diri siswa. Setidaknya
melalui kegiatan ini nantinya dapat membangun kecintaan mereka terhadap
budaya tradisional. Tidak hanya itu, tetapi juga untuk memberikan bekal
keterampilan, melatih kemandirian dan jiwa kewirausahaan siswa,” ujar
Nurul.
Menurut Nurul, kegiatan praktek membuat batik celup ini dimulai sejak
tahun 2010 silam. Hingga kini sudah banyak kegiatan yang diikuti dari
batik celup hasil karya siswanya tersebut. Bahkan berkali-kali produk
unggulan siswanya ini ikut pameran baik di tingkat kecamatan maupun
Kabupaten Probolinggo.
“Kami akan terus berupaya untuk melakukan promosi dari batik celup ini
sambil meningkatkan kualitasnya. Sebab kalau produknya bagus, maka batik
celup ini akan dicari masyarakat. Salah satu upayanya adalah dengan
menjadikan batik celup ini sebagai seragam anak-anak,” jelas Nurul.
Dikatakan Nurul, dalam sekali produksi pihak sekolah menyediakan modal
berkisar antara Rp. 25 ribu hingga Rp. 75 ribu. Modal ini digunakan
untuk membeli kain dan pewarna kain. Besaran modal ini tergantung dari
bahan yang digunakan. Semakin bagus bahan yang digunakan, maka modalnya
akan semakin besar.
“Banyak karya yang dihasilkan dari praktek batik celup yang dilakukan
siswa ini. Seperti taplak meja, taplak TV, taplak kulkas, bantal dan
lain sebagainya. Hasil produksi ini kami pasarkan mulai dari Rp. 15 ribu
hingga Rp. 90 ribu tergantung kain dan pewarna yang digunakan,” terang
Nurul.(Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !