Selasa 01/04/14. 11:00 Wib
Reporter : Dicko
Perlu diketahui, Biogas merupakan bahan bakar berbentuk gas. Adalah
salah satu jenis Biofeul, dimana bahan bakarnya bersumber dari makhluk
hidup dan bersifat tradisional. (Dc)
Reporter : Dicko
Paiton –
Pemberdayaan Bio gas tradisional di Desa Sukodadi , Kecamatan Paiton,
Kabupaten Probolingo kini masih tetap dimanfaatkan warga setempat. Yang
dimaksud adalah Kotoran sapi yang saat ini digunakan sebagai sumber gas
untuk keperluan memasak bagi masyarakat. Ini dijelaskan Kepala Desa
Sukodadi M. Halili.
Menurutnya, meski mempunyai dua alat bio gas dari kotoran sapi, Halili
mengaku per unit bisa digunakan dua hingga tiga Kepala Keluarga (KK).
Meski demikian, per unit alat tersebut membutuhkan kotoran dua ekor
sapi. Dua unit alat penampung gas kotoran sapi di Desa Sukodadi,
kedua-duanya adalah hasil bantuan dari salah satu perusaahaan swasta di
Paiton.
Sejak awal inisiatif yang dimilikinya dengan memanfaatkan kotoran sapi
sebagai sumber gas, serta pupuk organik karena bau kotoran sapi yang
mengganggu penciuman, serta tumpukan kotoran sapi yang kurang sedap
dipandang mata. Apalagi pemilik sapi di Desanya cukup tinggi.
Ia memprediksi sekitar 30 lebih pemilik sapi di Desanya.“Keberadaan
alat bio gas bisa mengurangi bau yang dikeluarkan kotoran sapi, dari itu
selama ini kami tetap memfungsikannya. Untuk kedepan akan kembali
mengajukan bantuan pada perusahaan untuk menambah alat penampung biogas
tersebut. Sebab selain bisa mengurangi bau, kotoran sapi yang terproses
menjadi bio gas ini bisa digunakan sebagai pupuk organik,” jelas Halili.
Ia menjelaskan, unit biogas ini terdiri dari drum umpan/saluran inlet
untuk input kotoran ternak. Kemudian kotoran sapi tersebut diproses ke
dalam alat reaktor biogas, kemudian dari reaktor biogas tersebut, output
berupa biogas dan pupuk organik. Bio gas yang dihasilkan bisa buat
keperluan memasak, sedangkan pupuk organik bisa digunakan sebagai
penyubur tanaman.Proses dari reaktor biogas kepenampungan biogas
disediakan alat pengaman gas, jika sewaktu-waktu penampungan biogas
lebih dari cukup.
“ Untuk program biogas dari kotoran sapi, kami akan merangkul perusahaan
swasta sebagai penyandang dana. Sebab untuk membeli alat tersebut
terbilang mahal untuk ukuran warga Desa Sukodadi . Alat biogas per unit
bisa mencapai Rp 10 juta,maka dari itu saya akan tetap
mempertahankannya,” Tuturnya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !