Selasa 08/04/14. 10:00 Wib
Reporter : Dicko
Data dari Dinas Kesehatan kabupaten Probolinggo menyebutkan, tingginya pengidap penyakit DBD untuk Januari hingga Maret 2014 ditemukan sebanyak 70 orang, meninggal sebanyak 3 orang. Sedangakn Januari-Desember tahun 2013 berjumlah 134 orang.
Menurut Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Endang Astuti melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dr.Dyah Kuncarawati mengatakan, tahun 2013 kemarin jumlahnya terus meningkat. Bahkan kenaikannya sekitar 65 persen dibanding tahun 2012 lalu. Swementara di tahun 2014 selama tiga bulan jumlah penderita masih tergolong tinggi.
“Jumlah penderita selama Januari-Maret lonjakannya masih cukup tinggi, padahal kami sudah melakukan penanganan terhadap masyarakat sudah dimaksimalkan dengan cara fogging sebanyak 34 kasus,” terang Dyah.
Menurutnya, penederita penyakit DBD pada 2014 ini menyerang wilayah dataran rendah. Jumlah angka penyakit DBD yang paling tinggi berada di daerah Kecamatan Sumberasih, dengan jumlah penderitanya sebanyak 15 penderita, kemudian Paiton sebanyak 11 penderita, Banyuanyar 8 penderita, dan disusul kecamatan lainnya, Maron, Leces, Tongas, Kraksaan dan Krejengan. Daerah tersebut dinilai tergolong padat. Sehingga reaksi penyebaran penyakit sangat cepat,
Reporter : Dicko
Kraksaan – Penemuan
kasus penderita Demam Berdarah (DBD ) di Kabupaten Probolinggo terus
mengalami peningakatan yang bias dikatakan relatif tinggi. Pasalnya,
jenis penyakit yang disebabkan karena virus gigitan nyamuk Aides Aigepty
ini pada dasarnya telah banyak menyerang orang dewasa maupun
anak-anak.
Data dari Dinas Kesehatan kabupaten Probolinggo menyebutkan, tingginya pengidap penyakit DBD untuk Januari hingga Maret 2014 ditemukan sebanyak 70 orang, meninggal sebanyak 3 orang. Sedangakn Januari-Desember tahun 2013 berjumlah 134 orang.
Menurut Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Endang Astuti melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dr.Dyah Kuncarawati mengatakan, tahun 2013 kemarin jumlahnya terus meningkat. Bahkan kenaikannya sekitar 65 persen dibanding tahun 2012 lalu. Swementara di tahun 2014 selama tiga bulan jumlah penderita masih tergolong tinggi.
“Jumlah penderita selama Januari-Maret lonjakannya masih cukup tinggi, padahal kami sudah melakukan penanganan terhadap masyarakat sudah dimaksimalkan dengan cara fogging sebanyak 34 kasus,” terang Dyah.
Menurutnya, penederita penyakit DBD pada 2014 ini menyerang wilayah dataran rendah. Jumlah angka penyakit DBD yang paling tinggi berada di daerah Kecamatan Sumberasih, dengan jumlah penderitanya sebanyak 15 penderita, kemudian Paiton sebanyak 11 penderita, Banyuanyar 8 penderita, dan disusul kecamatan lainnya, Maron, Leces, Tongas, Kraksaan dan Krejengan. Daerah tersebut dinilai tergolong padat. Sehingga reaksi penyebaran penyakit sangat cepat,
Selain itu, Dyah juga menyarankan kepada masyarakat agar lebih menjaga
lingkungannya dengan melakukan budaya 3M (Menguras, Menutup dan
Mengubur) benda-benda yang mudah menyimpan sisa air hujan, seperti botol
kaleng platsik serta menyeterilkan saluran air dari genangan air hujan.
“Sisa air hujan tidak tergenang dalam tempat. Sehingga nyamuk tidak mudah untuk bersarang dan bertelur,” tandasnya.(Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !