BROMO FM : Jum'at 04/10/13 Pukul 10.00 Wib
Reporter : Dicko
Kraksaan - Pembudidaya ikan lele di Kabupaten Probolinggo, sedikit mengali keresahaan dalam bisnis yang dijalankannya. Hal yang menjadi persolan bagi pembudidaya yakni masalah sulitnya mendapatkan benih ikan lele. Dengan kondisi tersebut para peternak lele pembesaran tidak maksimal dalam pemeliharaanya.
Menurut, salah satu pembudidaya ikan lele asal Desa Brumbungan , Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, Hadi peternak ikan lele.Sulitnya mendapatkan bibit lele selama ini, dirinya mengaku untuk pemeliharaan ikan lele saat ini tidak begitu maksimal.”Bibitnya sulit didapatkan, jadi kapasitas pemeliharaan saya tidak begitu banyak mas,”ujarnya saat ditemui Reporter Bromo fm .
Hadi juga mengaku, dengan jarangnya bibit lele dari para pembudidaya benih lele, harga benih dipasaran sedikit mengalami kenaikan harga. Kalau bibit lele ramai dipasaran, harga bibit lele berkisar Rp 100 rupiah per ekor ikan lele. Tetapi dalam kondisi bibit lele langka membuat harga jualnya sedikit mengalami kenaikan harga menjadi Rp 130-150 ekor perbibit. “Tergantung ukaran bibitnya, karena bibit lele sekarang banyak diburu oleh para pembudidaya pembesaran,” ungkapnya.
Menurutnya, dengan kondisi tersebut omset penghasilannya juga mengalami penurunan. Sebab peliharaan ikan lelenya untuk dijadikan konsumsi tidak begitu banyak. Kalau masih bibit mudah didapat menurut Hadi, dia bisa menebar bibit sebanyak 15 ribu ekor. Tetapi saat ini dia hanya bisa menebar bibit 5 ribu ekor saja.
“saya sudah mencari kemana-mana termasuk kepenyedia bibit, jawabannya sama yakni bibit lele memang jarang. Sehingga saya harus memesan dengan waktu yang relatif lama,” terangnya.
Sementara itu salah satu pembudidaya benih lele asal Desa Randumerak , Kecamatan Paiton Deny (32), menjelaskan langkanya bibit lele disebabkan karena pengaruh angin kencang sejak beberapa minggu lalu.Karena pembenihan bibit sangat tergantung kepada cuaca apalagi kalau sudah angin kencang, maka indukan sulit untuk bertelur. “Karena indukan sangat sensitive terhadap kondisi angin. Kalau anginnya besar maka indukan lele tidak sulit untuk bertelur pada kolam pembenihan,” katanya.
Dia juga mengatakan, meski indukan dapat bertelur, maka resiko yang dihadapinya yakni benih yang menetas tidak begitu maksimal. Sebab suhu udara panas dan kondisi angin sangat kencang. Sehingga membuat bibit yang menetas terancam akan kematian, jelas Deny.
“Jadi untuk menyiasati kondisi ini, saya harus menaruh jaring diatas kolam pembenihan. Karena dengan jalan itu, benih yang telah menetas sedikit dapat teratasi akan ancaman kematian. Selain itu saya terus menambah pakan cacing yang lebih banyak,”pungkasnya. (Dc)
Reporter : Dicko
Kraksaan - Pembudidaya ikan lele di Kabupaten Probolinggo, sedikit mengali keresahaan dalam bisnis yang dijalankannya. Hal yang menjadi persolan bagi pembudidaya yakni masalah sulitnya mendapatkan benih ikan lele. Dengan kondisi tersebut para peternak lele pembesaran tidak maksimal dalam pemeliharaanya.
Menurut, salah satu pembudidaya ikan lele asal Desa Brumbungan , Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, Hadi peternak ikan lele.Sulitnya mendapatkan bibit lele selama ini, dirinya mengaku untuk pemeliharaan ikan lele saat ini tidak begitu maksimal.”Bibitnya sulit didapatkan, jadi kapasitas pemeliharaan saya tidak begitu banyak mas,”ujarnya saat ditemui Reporter Bromo fm .
Hadi juga mengaku, dengan jarangnya bibit lele dari para pembudidaya benih lele, harga benih dipasaran sedikit mengalami kenaikan harga. Kalau bibit lele ramai dipasaran, harga bibit lele berkisar Rp 100 rupiah per ekor ikan lele. Tetapi dalam kondisi bibit lele langka membuat harga jualnya sedikit mengalami kenaikan harga menjadi Rp 130-150 ekor perbibit. “Tergantung ukaran bibitnya, karena bibit lele sekarang banyak diburu oleh para pembudidaya pembesaran,” ungkapnya.
Menurutnya, dengan kondisi tersebut omset penghasilannya juga mengalami penurunan. Sebab peliharaan ikan lelenya untuk dijadikan konsumsi tidak begitu banyak. Kalau masih bibit mudah didapat menurut Hadi, dia bisa menebar bibit sebanyak 15 ribu ekor. Tetapi saat ini dia hanya bisa menebar bibit 5 ribu ekor saja.
“saya sudah mencari kemana-mana termasuk kepenyedia bibit, jawabannya sama yakni bibit lele memang jarang. Sehingga saya harus memesan dengan waktu yang relatif lama,” terangnya.
Sementara itu salah satu pembudidaya benih lele asal Desa Randumerak , Kecamatan Paiton Deny (32), menjelaskan langkanya bibit lele disebabkan karena pengaruh angin kencang sejak beberapa minggu lalu.Karena pembenihan bibit sangat tergantung kepada cuaca apalagi kalau sudah angin kencang, maka indukan sulit untuk bertelur. “Karena indukan sangat sensitive terhadap kondisi angin. Kalau anginnya besar maka indukan lele tidak sulit untuk bertelur pada kolam pembenihan,” katanya.
Dia juga mengatakan, meski indukan dapat bertelur, maka resiko yang dihadapinya yakni benih yang menetas tidak begitu maksimal. Sebab suhu udara panas dan kondisi angin sangat kencang. Sehingga membuat bibit yang menetas terancam akan kematian, jelas Deny.
“Jadi untuk menyiasati kondisi ini, saya harus menaruh jaring diatas kolam pembenihan. Karena dengan jalan itu, benih yang telah menetas sedikit dapat teratasi akan ancaman kematian. Selain itu saya terus menambah pakan cacing yang lebih banyak,”pungkasnya. (Dc)
jadi harus ad perhatiandari pemerintah setempat,,
ReplyDelete