BROMO FM : Jum'at 04/10/13 Pukul 09.00 Wib
Reporter : Dicko
Selain pelajaran pendidikan formal, menurut Suliman selaku Kepala Sekolah menuturkan, bahwa anak didiknya yang berjumlah 90 siswa dari kelas satu hingga kelas enam itu di istiqomahkan pelajaran Agama Islam, namun selain itu juga ditambah dengan sebuah pengetahuan baru yang juga harus benar-benar lebih digali dan dikembangkan, yaitu sebuah pelajaran dibidang kewira usahaan. Wira usaha tersebut adalah pembuatan telur asin.
“Kami sengaja memberi kegiatan diluar jam sekolah untuk anak didik kami, dengan proses pembuatan telur asin. Saya hanya melibatkan kelas IV – V dan VI, karena menurut kami hal seperti ini juga bisa menunjang masa depan anak-anak yang mempunyai kemauan, dan ini baru kami memulai pembuatan telur asin dari bulan September 2013 ,” ungkap Suliman.
Suliman menegaskan, selain pelajaran formal, pihaknya mempunyai inisiatif baru agar siswanya lebih berpotensi dibidang kewira usahaan. Menurutnya, telur biasa yang dikelolanya itu membutuhkan waktu 3 sampai 6 hari untuk dijadikan telur asin, dan itupun yang melakukan pemerosesan anak didiknya sendiri.
Ditanya seberapa lama ia mengajari anak didiknya tentang pembuatan telur asin. Suliman mengku, praktek yang diterapkan langsung terhadap siswanya hanya memerlukan waktu tujuh hari siswanya sudah banyak yang faham cara proses pembuatan telu asin,” sekarang siswa kami dalam jangka 2 hingga 3 jam sudah bisa menghasilkan minimal 100 butir telur yang sudah siap dibiarkan selam 6 hari. Dan Alhamdulillah hasil telur asin buatan siswa kami mulai laris terjual dipasaran dan sebagian pembeli datang sendiri kesekolah ini dengan tujuan membeli telur. Ini juga berkat dukungan dari wali murid,” tandas Suliman.
Ia juga mengaku, sehari penjualan telurnya bisa menghabiskan 250 butir telur, perbutirnya dijual denagn harga Rp 2.500, dan hasilnya ndibuat kebuthan sekolahnya, tuturnya. (Dc)
Reporter : Dicko
Kraksaan -
Banyak sudah yang namanya keterampilan dan usaha yang berbentuk
pembelajaran yang telah diterapkan oleh tenaga pengajar, khususnya
disekolah-sekolah, baik ditingkat MI ,SD , SMP dan seterusnya. Dikota
Kraksaan Kabupaten Probolinggo,bida usaha sudah sudah dikembangkan sejak
dulu oleh anak pelajar. Salah satunya Sekolah Dasar Islam (SDI) M.
Ishak bin M. Ramzan diKelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan ini memuali
dengan pembelajaran yang jarang dimilki sekolah-sekolah lainnya di
tingkat SDI.
Selain pelajaran pendidikan formal, menurut Suliman selaku Kepala Sekolah menuturkan, bahwa anak didiknya yang berjumlah 90 siswa dari kelas satu hingga kelas enam itu di istiqomahkan pelajaran Agama Islam, namun selain itu juga ditambah dengan sebuah pengetahuan baru yang juga harus benar-benar lebih digali dan dikembangkan, yaitu sebuah pelajaran dibidang kewira usahaan. Wira usaha tersebut adalah pembuatan telur asin.
“Kami sengaja memberi kegiatan diluar jam sekolah untuk anak didik kami, dengan proses pembuatan telur asin. Saya hanya melibatkan kelas IV – V dan VI, karena menurut kami hal seperti ini juga bisa menunjang masa depan anak-anak yang mempunyai kemauan, dan ini baru kami memulai pembuatan telur asin dari bulan September 2013 ,” ungkap Suliman.
Suliman menegaskan, selain pelajaran formal, pihaknya mempunyai inisiatif baru agar siswanya lebih berpotensi dibidang kewira usahaan. Menurutnya, telur biasa yang dikelolanya itu membutuhkan waktu 3 sampai 6 hari untuk dijadikan telur asin, dan itupun yang melakukan pemerosesan anak didiknya sendiri.
Ditanya seberapa lama ia mengajari anak didiknya tentang pembuatan telur asin. Suliman mengku, praktek yang diterapkan langsung terhadap siswanya hanya memerlukan waktu tujuh hari siswanya sudah banyak yang faham cara proses pembuatan telu asin,” sekarang siswa kami dalam jangka 2 hingga 3 jam sudah bisa menghasilkan minimal 100 butir telur yang sudah siap dibiarkan selam 6 hari. Dan Alhamdulillah hasil telur asin buatan siswa kami mulai laris terjual dipasaran dan sebagian pembeli datang sendiri kesekolah ini dengan tujuan membeli telur. Ini juga berkat dukungan dari wali murid,” tandas Suliman.
Ia juga mengaku, sehari penjualan telurnya bisa menghabiskan 250 butir telur, perbutirnya dijual denagn harga Rp 2.500, dan hasilnya ndibuat kebuthan sekolahnya, tuturnya. (Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !