BROMO FM : Senin 23/09/13 Pukul 11.00 Wib
Reporter : Dicko
Tapi hal tersebut dibantah oleh salah satu petani yang punya nama Sakoni (45), asal Desa Jambangan Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo, ia lebih cenderung bertanam jagung di musim tembakau tahun ini, dengan alasan yang bahwa dirinya lebih memilih tanam jagung karena dengan adanya anomali cuaca yang buruk membuatnya pesimis bertanam tembakau. Ia mengevaluasi dengan adanya cuaca buruk dari bulan Juni Hingga Agustus 2013 ini, ia lebih optimis untuk menanam jagung.
“ Mekipun harganya jagung jauh lebih rendah dari tembakau, tapi saya tetap berharap jagung yang saya tanam ini membuahkan hasil yang sempurna, ketimbang saya harus memikirkan tanaman yang rusak gara-gara cuaca,” jelas Sakoni.
Sakoni mengaku, lahan yang dimilkinya seluas 1 hektare itu memang sengaja ditanami jagung, karena menurutnya pada tahun ini hasil panen jagung lebih memuaskan dari pada tanaman lainnya, dan 15 hari lagi jagungnya akan dipanen.”Saya mengikuti arus cuaca, akalau cuaca seperti sekarang ini menurut saya lebih cocok tanam jagung. Kalau saya tanam tembakau, yang jelas saya sudah merasakan kerugian yang banyak,” ungkapnya.
Terbukti, meskipun Sakoni belum panen jagungnya, ia mengaku, jagung yang ditanamnya sudah terlihat bagus dan tidak perlu dikhawatirkan. Disinggung tentang harga jagung sekarang, ia menyebutkan,” untuk harganya jagung sekarang tidak terlalu tinggi, tapi bagi saya itu sudah harga yang bagus. Haraganya berkisar Rp 2.700 sampai Rp 2.900 untuk jagung pipil kering dengan KA 17%, dan kalau dibandingkan dengan hasil tanam tembakau seperti cuaca yang sekarang ini, saya yakin lebih bessar hasil penjualan jagung. Tapi harapan saya mudah-mudahan harga jagung sekarang bisa naik lagi,” tuturnya. (Dc)
Reporter : Dicko
Kraksaan -
Pada umumnya dibulan Juni hingga September 2013 ini diwilayah Kabupaten
Probolinggo khalayak petani yang lumrahnya bertanam tembakau, khususnya
ditujuh Kecamatan Kabupaten Probolinggo yang dinilai Produktif bertanam
tembakau. Salah satunya diKecamatan Besuk.
Tapi hal tersebut dibantah oleh salah satu petani yang punya nama Sakoni (45), asal Desa Jambangan Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo, ia lebih cenderung bertanam jagung di musim tembakau tahun ini, dengan alasan yang bahwa dirinya lebih memilih tanam jagung karena dengan adanya anomali cuaca yang buruk membuatnya pesimis bertanam tembakau. Ia mengevaluasi dengan adanya cuaca buruk dari bulan Juni Hingga Agustus 2013 ini, ia lebih optimis untuk menanam jagung.
“ Mekipun harganya jagung jauh lebih rendah dari tembakau, tapi saya tetap berharap jagung yang saya tanam ini membuahkan hasil yang sempurna, ketimbang saya harus memikirkan tanaman yang rusak gara-gara cuaca,” jelas Sakoni.
Sakoni mengaku, lahan yang dimilkinya seluas 1 hektare itu memang sengaja ditanami jagung, karena menurutnya pada tahun ini hasil panen jagung lebih memuaskan dari pada tanaman lainnya, dan 15 hari lagi jagungnya akan dipanen.”Saya mengikuti arus cuaca, akalau cuaca seperti sekarang ini menurut saya lebih cocok tanam jagung. Kalau saya tanam tembakau, yang jelas saya sudah merasakan kerugian yang banyak,” ungkapnya.
Terbukti, meskipun Sakoni belum panen jagungnya, ia mengaku, jagung yang ditanamnya sudah terlihat bagus dan tidak perlu dikhawatirkan. Disinggung tentang harga jagung sekarang, ia menyebutkan,” untuk harganya jagung sekarang tidak terlalu tinggi, tapi bagi saya itu sudah harga yang bagus. Haraganya berkisar Rp 2.700 sampai Rp 2.900 untuk jagung pipil kering dengan KA 17%, dan kalau dibandingkan dengan hasil tanam tembakau seperti cuaca yang sekarang ini, saya yakin lebih bessar hasil penjualan jagung. Tapi harapan saya mudah-mudahan harga jagung sekarang bisa naik lagi,” tuturnya. (Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !