BROMO FM : Rabu 18/09/13 Pukul 09.00 Wib
Reporter : Dicko
Seperti yang diungkapkan oleh Sugiantoro (39) asal warga Selogodig Wetan,salah satu pedagang sapi lokal. Ia mengatakan saat ditemui Reporter Bromo fm. Bahwa kenaikan itu sudah terjadi satu-dua bulan yang lalu harga sapi sudah mulai naik, dan kenaikannya tidak tanggung. Dijelaskan, untuk sapi jantan dalam usia satu tahun harganya sekarang mencapai 7,5 juta, yang semula hanya 4,5 hingga 5 juta. Untuk sapi usia dua tahun harganya 9 hingga 11 juta, yang semula hanya 7,5 hingga 8 juta. Sedangkan untuk sapi seukuran Qurban sekarang mencapai 13 hingga 15 juta, yang semula hanya 10,5 hingga 11,5 juta.
Sugiantoro mengaku, dengan terjadinya kenaikan sapi yang cukup tinggi, pihaknya mengeluh dengan alas an sebelum harga sapi melonjak, ia setiap kali membawa kepasar 8-10 ekor sapi biasanya itu habis terjual,” untuk sekarang saya membawa 9-10 ekor sudah tidak laku semua, karena pembelinya sudah sangat berkurang. Sapi-sapi saya hanya bisa terjual 5 ekor saja setiap kali pasaran,” katanya.
Menurutnya, bukan hanya warga Kabupaten Probolinggo saja yang mengeluh. Dari pemotongan sapi di Surabaya saat ini juga mengeluh karena harga sapi dan dagingnya tidak stabil. “ Saya juga tidak mengerti harga sapi bisa seperti ini, meski begitu sapi lokal Probolinggo masih tetap dibutuhkan diluar daerah seperti Jakarta , Banjarmasin , Kalimantan dan Surabaya, itu masih mengambil sapi dari Probolinggo,” pungkasnya.
Secara terpisah, H.Sahid (40) pedagang daging sapi dipasar Besuk, Seninan dan Bucor itu mengatakan bahwa semenjak harga sapi naik, penjualan dagingnya juga mulai merosot, sebab yang biasa mengkonsumsi daging sapi sekarang masih fakum, omsetnyapun menurun, biasanya mencapai 10 hingga 15 juta, sekarang hanya mendapat 5 hingga 6 juta setiap ia jualan dipasar,” Harga daging dan sapi sekarang memang tidak stabil, itu yang mambuat orang kewalahan. Kalau harga daging sekarang yang super mencapai Rp 85.000/kg, yang biasa Rp 76.000/kg, omset saya 30 persen menurun, akibat kenaikan sapi ini,” ungkapnya. (Dc)
Reporter : Dicko
Pajarakan -
Sesuatu yang tidak terduga sebelumya , bahwa pada akhir-akhir ini
mendekati hari Raya Idul Adha, penjualan sapi mengalami kenaikan harga
yang sangat signifikan. Melonjaknya harga sapi menjadi perbincangan
masyarakat , utamanya diKabupaten Probolinggo. Tercatat dari awal bulan
September 2
2013 harganya sudah mulai tinggi dengan kenaikan kisaran 20 hingga 30 persen, kejadian ini membawa dampak yang negatif terhadap konsumsi daging dan para UKM yang memakai bahan dasar daging sapi.
2013 harganya sudah mulai tinggi dengan kenaikan kisaran 20 hingga 30 persen, kejadian ini membawa dampak yang negatif terhadap konsumsi daging dan para UKM yang memakai bahan dasar daging sapi.
Seperti yang diungkapkan oleh Sugiantoro (39) asal warga Selogodig Wetan,salah satu pedagang sapi lokal. Ia mengatakan saat ditemui Reporter Bromo fm. Bahwa kenaikan itu sudah terjadi satu-dua bulan yang lalu harga sapi sudah mulai naik, dan kenaikannya tidak tanggung. Dijelaskan, untuk sapi jantan dalam usia satu tahun harganya sekarang mencapai 7,5 juta, yang semula hanya 4,5 hingga 5 juta. Untuk sapi usia dua tahun harganya 9 hingga 11 juta, yang semula hanya 7,5 hingga 8 juta. Sedangkan untuk sapi seukuran Qurban sekarang mencapai 13 hingga 15 juta, yang semula hanya 10,5 hingga 11,5 juta.
Sugiantoro mengaku, dengan terjadinya kenaikan sapi yang cukup tinggi, pihaknya mengeluh dengan alas an sebelum harga sapi melonjak, ia setiap kali membawa kepasar 8-10 ekor sapi biasanya itu habis terjual,” untuk sekarang saya membawa 9-10 ekor sudah tidak laku semua, karena pembelinya sudah sangat berkurang. Sapi-sapi saya hanya bisa terjual 5 ekor saja setiap kali pasaran,” katanya.
Menurutnya, bukan hanya warga Kabupaten Probolinggo saja yang mengeluh. Dari pemotongan sapi di Surabaya saat ini juga mengeluh karena harga sapi dan dagingnya tidak stabil. “ Saya juga tidak mengerti harga sapi bisa seperti ini, meski begitu sapi lokal Probolinggo masih tetap dibutuhkan diluar daerah seperti Jakarta , Banjarmasin , Kalimantan dan Surabaya, itu masih mengambil sapi dari Probolinggo,” pungkasnya.
Secara terpisah, H.Sahid (40) pedagang daging sapi dipasar Besuk, Seninan dan Bucor itu mengatakan bahwa semenjak harga sapi naik, penjualan dagingnya juga mulai merosot, sebab yang biasa mengkonsumsi daging sapi sekarang masih fakum, omsetnyapun menurun, biasanya mencapai 10 hingga 15 juta, sekarang hanya mendapat 5 hingga 6 juta setiap ia jualan dipasar,” Harga daging dan sapi sekarang memang tidak stabil, itu yang mambuat orang kewalahan. Kalau harga daging sekarang yang super mencapai Rp 85.000/kg, yang biasa Rp 76.000/kg, omset saya 30 persen menurun, akibat kenaikan sapi ini,” ungkapnya. (Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !