BROMO FM : Kamis 21/11/13. 08 :00 Wib
Reporter : Dicko
Reporter : Dicko
Paiton - Turunnya hujan beberapa hari terakhi r dibulan Nopember
2013 ini merupakan awal dari musim hujan tahun ini, para petani
tembakau mulai resah sehubungan dengan pergantian transisi dari
musim kemarau ke musim penghujan, petani setempat terpaksa harus
melakukan ekstra kerja terhadap perawatan tembakaunya, pasalnya, cuaca
sudah mulai tidak bersahabat lagi serta hujan yang mulai turun setiap
hari.
Hal Ini terjadi pada umumnya sejak menginjak awal bulan oktober hingga
November sekarang ini. salah satu Desa yang termasuk Daerah produktif
tanaman tembakau di Kabupaten Probolinnggo tepatnya Desa Jabung
sisir , Kecamatan Paiton.
Adanya mendung dan hujan setiap harinya, membuat petani harus
berpikir dua kali untuk mesiasati masalah tersebut. Para petani
setempat harus mengeluarkan biaya extra untuk biaya buruh dan pawang
hujan dalam mengatasi hujan yang sewaktu-waktu bisa turun. Para petani
setempat terpaksa harus menambah buruh kerjanya yang semula hanya 4
orang menjadi 8 untuk mempercepat penutupan hasil panen tembakau yang
sedang dijemur, ketika hujan mulai turun.
Hal tersebut tentunya menguras modal bagi petani tembakau setempat
yang mana selain petani dibebankan pada ongkos perawatan tembakau,
meskipun untuk panen saat ini mereka sudah dililit kerugian yang cukup
besar akibat rusaknya beberapa tanaman tembakau karena factor hujan yang
membuat rendemen dari daun tembakau menjadi meningkat. ” mau bagaimana
lagi mas, meskipun mendung dan hujan saya tetap melanjutkan perawatan
tembakau saya, karena tembakau yang saya miliki ini sudah ditanam kedua
kalinya, dan masih panen Cuma dua kali,” ini diungkap oleh Sutopo
60,salah satu petani asal Desa Jabung sisir krajan Kecamatan Paiton.
Sutopo mengaku, sejak turunnya hujan dibulan Nopember ini kwalitas
tembakau yang ia lakoni sangat berbeda dengan musim kemarau kemarin,
biasanya warnanya kuning ke emasan, tapi saat ini warna tembakaunya
berubah menjadi hitam yang mana hanya mampu dihargai 8 ribu sampai 12
ribu perkilo. kalau tembakau yang super Minggu-Minggu kemarin masih
mencapai 30 ribu sampai 31 ribu. “Sedangkan untuk yang sekarang
harganya sudah menurun tajam hingga kisaran harga 20 ribu sampai 21 ribu
dari harga normal. Tentunya ini membuat kekhawatiran bagi saya, saya
berharap musim hujan tahun ini tidak berlangsung lama agar proses
produksi tanaman tembakau kembali normal seperti semula,” tandasnya. (Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !