BROMO FM : Minggu 17/11/13 Pukul 11.00 Wib
Reporter : Dicko
Pajarakan – Keberadaan
mobil pengangkut umum (MPU)dengan trayek Pajarakan – Bremi belakangan
ini para sopir angkutan pedesan tersebut semakin mengeluh saja,
pasalnya, diapangkalan mobil yang ia parkir sehari-harinya semakin
diresahkan oleh kendaraan yang dinamakan Becak motor (bentor).
Dari jumlah puluhan bentor yang juga bekerja mencari penumpang amatir itu dinilainya semakin mengurangi penumpang dari angkutan pedesaan tersebut (Pajarakn – Bremi dan Tiris) karena penumpang yang biasa ikut MPU diserobot oleh bentor dengan tariff yang separuh lebih murah, hal ini diungkap oleh Supar (45) salah satu sopir MPU asal Desa Racek Kecamatan Tiris,Kab. Probolinggo.
Supar mengaku, bahwa di Pajarakan bentor bertambah banyak, yang sekarang diperkirakan ada 20 unit bentor yang riwa-riwi mengambil penumpang di area parkir MPU-nya.”bukannya kami melarang, tapi saya juga kasihan dengan becak yang tidak memakai mesin, saya lihat becak yang tidak memakai mesin setiap harinya jarang dapatkan penumpang, karena bentor ini,” ungkap Supar.
Selain itu Supar mengaku, bentor itu tidak ada surat ijinnya untuk bekerja memakai mesin, secara kompak seluruh MPU dipajrakan itu sudahmengajukan laporan ke Satlantas Polres Probolinggo terkait ijin bentor tersebut, Karena pengguna bentor itu memakai mesin sepeda motor, dan surat-suratnyapun tidak sesuai.
“Bentor-bentor itu tidak dilengkapi ijinnya, tapi kalau kami sebagai sopir MPU harus membayar pajak trayek setiap 6 bulan sekali, seharusnya kami punya hak untuk melarang bentor itu mengangkut penumpang diarea kami,” tutur Supar.
Joni (45) sopir MPU asal Desa Condong Kecamatan Gading , Kab. Probolinggo, mengatakan, dalam sehari bekerja kadang-kadang ia tidak kebagian preme atau uang untuk dirinya, karena keberadaan pelanggannya diambil bentor tersebut, dan setorannyapun ke juragannya menurun.” Biasanya saya setor kejuragan 50 ribu, sekarang hanya bias setor 30-35 ribu, masih buat uang bensin, kadang-kadang seharian saya kerja hanya cukup untuk uang setoran dan bensin saja, saya tidak kebagian preme,” jelasnya. (Dc)
Reporter : Dicko

Dari jumlah puluhan bentor yang juga bekerja mencari penumpang amatir itu dinilainya semakin mengurangi penumpang dari angkutan pedesaan tersebut (Pajarakn – Bremi dan Tiris) karena penumpang yang biasa ikut MPU diserobot oleh bentor dengan tariff yang separuh lebih murah, hal ini diungkap oleh Supar (45) salah satu sopir MPU asal Desa Racek Kecamatan Tiris,Kab. Probolinggo.
Supar mengaku, bahwa di Pajarakan bentor bertambah banyak, yang sekarang diperkirakan ada 20 unit bentor yang riwa-riwi mengambil penumpang di area parkir MPU-nya.”bukannya kami melarang, tapi saya juga kasihan dengan becak yang tidak memakai mesin, saya lihat becak yang tidak memakai mesin setiap harinya jarang dapatkan penumpang, karena bentor ini,” ungkap Supar.
Selain itu Supar mengaku, bentor itu tidak ada surat ijinnya untuk bekerja memakai mesin, secara kompak seluruh MPU dipajrakan itu sudahmengajukan laporan ke Satlantas Polres Probolinggo terkait ijin bentor tersebut, Karena pengguna bentor itu memakai mesin sepeda motor, dan surat-suratnyapun tidak sesuai.
“Bentor-bentor itu tidak dilengkapi ijinnya, tapi kalau kami sebagai sopir MPU harus membayar pajak trayek setiap 6 bulan sekali, seharusnya kami punya hak untuk melarang bentor itu mengangkut penumpang diarea kami,” tutur Supar.
Joni (45) sopir MPU asal Desa Condong Kecamatan Gading , Kab. Probolinggo, mengatakan, dalam sehari bekerja kadang-kadang ia tidak kebagian preme atau uang untuk dirinya, karena keberadaan pelanggannya diambil bentor tersebut, dan setorannyapun ke juragannya menurun.” Biasanya saya setor kejuragan 50 ribu, sekarang hanya bias setor 30-35 ribu, masih buat uang bensin, kadang-kadang seharian saya kerja hanya cukup untuk uang setoran dan bensin saja, saya tidak kebagian preme,” jelasnya. (Dc)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !