Kepala Dinkes Anjurkan Taburia dan Tepung Daun Kelor

BROMO FM : Senin 22/07/13 Pukul 10.00 Wib
Reporter : Dicko

Kraksaan : Sesuatau yang bisa dikatakan sudah menjadi tradisi untuk Balita, yang disebut Gizi buruk yang biasa menjadi permasalahan bagi Balita dimana saja, yang kali ini di Kabupaten Probolinggo bakal mengalami penurunan. Nada optimistis ini di ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, dr. Endang Astuti, MM saat ditemui Reporter Bromo fm diruang kerjanya.

dr.Endang menuturkan, bahwa pihaknya memiliki keyakinan kuat setelah dilakukan penelitian oleh tim ahli Dinkes bahwa Taburia dan  tepung daun kelor yang telah disosialisasikan Dinkes untuk dikonsumsi balita gizi buruk, dan terbukti bisa mengatasi permasalahan kepada Balita yang menderita Gizi buruk.

dr.Endang menyebutkan, balita gizi buruk yang menkonsumsi taburia sekali sehari bisa meningkatkan berat badannya hingga dua kilogram perbulan. Pun demikian dengan manfaat tepung daun kelor yang bisa mempercepat kesembuhannya.

“ Saya sendiri tidak menyangka ternyata taburia dan tepung daun kelor bisa mempercepat kesembuhan balita gizi buruk,” terangnya.

dr.Endang juga mengungkapkan, taburia merupakan Multivitamin dan multimineral yang mengandung 12 jenis vitamin dan empat mineral yang dibutuhkan pada masa perkembangan anak balita. Taburia ini bisa memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh-kembang anak balita, terutama usia 6-24 bulan.

Menurutny Taburia berupa serbuk dalam kemasan sachet berisi 1 gram, sedangkan Tepung daun kelor di juga bisa dijadikan puding untuk kemudian dikonsumsi balita. Proses daun kelor dijadikan puding harus dikeringkan, kemudian di blander hingga menjadi tepung, ungkap dr. Endang.

 Dalam tepung daun kelor ini, banyak ditemukan vitaman A, C dan E. Bahkan didalamnya ada asupan protein.

“ Manfaat daun kelor bisa mempercepat kesembuhan balita gizi buruk,” ujarnya.

Sementara, Jumlah balita gizi buruk tahun 2010 sebesar 3,3 persen dari target 86.088 balita yang ada di kabupaten Probolinggo. Sedangkan korban gizi kurang sebesar 11,89 persen.

Untuk tahun 2011, jumlah balita gizi buruk turun menjadi 2,3 persen. Sedangkan balita kurang gizi turun menjadi  9,72 persen. Namun untuk 2012, balita gizi buruk naik menjadi 2,8 persen. Sedangkan balita kurang gizi sebesar 14,81 persen.

Dan untuk kenaikan balita gizi buruk pada 2012,dr. Endang mengaku kenaikan target perbaikan gizi bayi dari 86.088 menjadi 94.6968 atau meningkat menjadi 10 persen.

“Kenaikan itu seiring target perbaikan gizi untuk balita sebesar 1 persen dari tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Namun untuk 2013, Endang optimis angka balita gizi buruk akan menurun.

“ Angka gizi buruk insyaallah akan menurun mas,” ucapnya.

Dan ditanya berapa jumlah balita gizi buruk dari awal 2013 hingga Juni, dr. Endang enggan menyebutkan.

“UMasalah itu belum bisa  saya sebutkan,” pungkasnya. (Dc)