Jumlah 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo bakal bertambah dua lagi. Proses pemekaran dua kecamatan yang dimulai 2013 mendatang semakin lengkap dengan pemekaran empat desa.
“Proses pemekaran dua kecamatan dan empat desa bisa berjalan bertahun-tahun. Dimulai 2013 mendatang, nanti dilanjutkan bupati pengganti saya,” ujar Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin, Senin (26/11) pagi tadi.
Kecamatan Paiton yang wilayahnya membujur barat-timur dibelah jalan nasional Probolinggo-Situbondo misalnya, dinilai menghambat pelayanan terhadap publik. ”Kecamatan Paiton bakal dipecah jadi dua. Nama kecamatan baru bisa diambil dari latar belakang sejarah setempat misalnya, Jabung,” ujar bupati dua periode itu.
Begitu luasnya wilayah Paiton sampai pemkab setempat menempatkan dua Puskesmas di Paiton dan Jabung. Sebanyak 20 desa berada di wilayah Kecamatan Paiton. ”Namun pemekaran kecamatan bukan dilihat dari jumlah desa, namun luas wilayah,” ujarnya.
Sementara itu Kecamatan Tiris yang terletak lereng Gunung Argopuro dari segi bentang alam (geografis) juga cukup luas. Kondisi wilayah Tiris di lereng gunung mengakibatkan warga di 16 desa di wilayahnya relatf sulit menjangkau ibukota kecamatan. Warga Desa Pedagangan misalnya, harus menempuh jarak sekitar satu jam untuk sampai kantor Camat Tiris.
Seperti di Paiton, karena alasan luasnya wilayah, pemkab memiliki dua Puskesmas di Kecamatan Tiris yakni di Tiris dan Ranugedang. ”Sebenarnya kalau kriterianya faktor luasan geografis, tidak hanya Paiton dan Tiris yang bisa dimekarkan, tetapi dua kecamatan itu paling urgen diperluas,” ujar bupati.
Selain memekarkan dua kecamatan, Paiton dan Tiris, Pemkab Probolinggo juga akan memekarkan empat desa. Keempat desa yang dimekarkan adalah, Sumberkedawung (Kecamatan Leces), Kalibuntu (Kraksaan), Banjarsari dan Giliketapang (keduanya di Kecamatan Sumberasih).
Jumlah penduduk di masing-masing desa itu, kata bupati, di atas 5 ribu jiwa. Desa Giliketapang yang wilayahnya se-Pulau Giliketapang misalnya, memiliki 9.120 jiwa atau setara 2.510 kepala keluarga (KK). Bisa dikatakan pulau yang mayoritas (95%) dihuni nelayan itu sangat padat untuk ukuran desa terpencil.
Sisi lain ada sejumlah desa yang penduduknya 1-2 ribu jiwa. Dicontohkan warga Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura ”hanya” sekitar seribu jiwa.
Secara teknis, kata bupati, pemekaran kecamatan dan desa ditangani satuan kerja terkait. ”Pemekaran suatu wilayah biasa membutuhkan waktu lama, bisa bertahun-tahun,” ujarnya. isa
sumber:http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=928f27d1a6ae1828ad77b45f2d424dbf&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc
kalau desaku ada pemekaran jadi apa ya namanya?
ReplyDelete