TAHU HASAN

Proses pembuatan tahu buatan local ini, sudah di lakukan Hasan Abdullah, salah satu pemilik usaha tahu, di desa bulu jaran lor kecamatan sumberasih. Ia melaksanakan usaha tersebut, sejak 1992. hingga kini usahanya masih bertahan, meski dari modal sendiri.
Maklum saja sejak ia merintis usaha tahu, belum ada banuan yang bia di nikmai. “ yang ada hanya janji – janji belaka,”kata hasan, ia tidak terlalu berharap banyak dari pemerintah.


Toh, dari usaha hasil tahunya, kini dalam sehari omset yang di dapat bias mencapai Rp 400 ribu. Jika di kalikan selama sebulan, bias mencapai sekitar Rp 12 juta, sudah ia kantongi di tangan. Hasil yang di rasakan, kini dua anaknya bergelar sarjana. Satu lagi masih kuliah jurusan perawat pada salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya.
Ia bercerita, per hari ia bias memproduksi tahu sekitar 800 potong, untuk 50 kilogram kedelai. Satu potongnya ia jual seharga Rp 400. bahan baku kedelai ia beli seharga Rp 7.100 per kilogram, sejak di turunkannya harga BBM sebanyak tiga kali. Jika harga pada saat harga BBM naik, harga kedelai per koilo bias mencapai rp. 7.800.
Namun penuruna harga BBM dan kedelai tadi, tidak menjamin bahwa omset usaha tahu bias alami kenaikan, yang terjadi malah penurunan harga akibat krisi global.
Akibatnya jumlah produksi tahu mengalami penurunan setengahnya. Dulu ia bias menghasilkan tahu per hari sebanyak 2.000 potong. Kini hanya 800 potong saja. Itu yang dilakukan karena tidak mau mengambil resiko.”biar sedikit yang pentimng laku,”kata hasan.
Ia menceritakan secara rinci tahapan proses produksi tahu,berawal dari kedelai yang di cuci dengan air bersih. Lalu di rendam dalam air besar selama 3 jam. Setelah dirndam di cuci bersih, kedelai di bagi – bagi di letakkan Dalam bleg atau tempat yang terbuat dari bambu atau pastik.
Selanjitnya, kedelai mengalir sampai halus dan butir kedelai mengalir dengan sendirinya ke dalam tong penampun. Selesai digiling, langsung direbus sekama 15-20 menit, mempergunakan wajar dengan ukuran yang besar-besar. Sebaiknya jarak waktu antara selesai digiling dan dimasak, tidak ebih dari 5-10 menit, supaya kualitas tahu menjadi baik. Selesai dimasak bubur kedelai diangkat dar wajan ke bak atau tong untuk disaring.
Agar bubur dapat disaring sekuat-kuatnya, diletakkan sebuah papan kayu pada kain itu, lalu ada satu orang naik di atasnya, dan menggoyang-goyang. Supaya terperas semua air yang masih ada pada bubur kedelai. Limbah dari penyaringan berupa ampas tahu. Kalau perlu ampas tahu diperas lagi dengan menyiram air panas, sampai tidak mengandung sari lagi.
Kemudian, air sampingan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih, merupakan bahan yang akan menjadi tahu. Air saringan dicampur dengan batu tau, untuk menggumpalkan. Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap itulah, yang nanti sesudah dicetak, menjadi tahu. Sementara untuk ampas tahu, tidakdibuang karena bias digunakan unuk pakan ternak.
Sementara itu, Kabid UKM Dinas Koperasi, Kabupaten Probolinggo, Anang Budoarto berkata, saat ini dari ratusan unit usaha kecil, terbagi lagi dalam 10 sektor usaha. Yakni, sektorpertambangan, kerajinan, karamba ikan, pedagang sembako, hasil perternakan, serta pedagang makanan dan minuman.
Akan tetapi , kendalan yang dihadapi dan sering menjadi penghambat dari stabilitas pengelolaan beberapa sector usaha tersebut, adalah kurangnya permodalan, serta akses pengembangan dan pemasaran dari peroduksi yang dihasilkan.


Klinik UMKM Kabuapten Probolinggo e-mail: operator.links@gmail.com