Sukses Berkat Susu Sapi

Usaha ternak sapi perah milik Ir. Suroso selalu diminati konsumen. Kuncinya, sapi harus berpenampilan sehat dan bersih agar bisa memproduksi susu yang baik Desa Bermi, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, kini tidak saja dikenal sebagai tempat istirahat dan produk sayurmayur, tapi juga sentra perternakan sapi perah. Predikat sebagai daerah perternakan sapi pernah itu muncul setelah adanya KUD Argopuro yang menjadi distributor susu perah.
Begitu memasuki mulut desa bermi,setiap pengunjung atau tamu dengan mudah melihat para peternak terutama ternakmilik Suroso ,karena namaIr.suroso sudah begitu dikenal oleh tukang ojek yang mangkal disana.

Peternak yang dirinti oleh Ir.soroso mulai dari usah kecil-kecilan itu,kini telah berkembang cukup pesat.di di sana sekarang terdapat ratusan ekor sapi perah,tak terkecuali milik Ir soroso yang mempuunya 37 ekor sapi-sapi ini di tempatkan dalam kandang kayu. Semua kandang terawatt bersih,bahkan tidak tercium bau sapi.suroso(47)biasa menerima para tamu di sebuah kamar sekaligus tempatnya bekerja,yang berada persis di depan kandang sapi.
Para tamu yang berkunjung ke sanadatang dari berbagai kalangan. Mahasiswa jurusan peternakan dari berbagai universitas misalnya,sering kali menjadi peternak suroso ini sebagai tempat magang.”tapi saya sendiri tidak mempunyai ilmunya .saya hanya tukang angon ,”kata suroso merendah .sapi-sapi hasil binaan Ir.suroso memang sudah di kenal,bukan saja di krucil tapi hingga ke wilayah Surabaya dan jawa timur .
Meski sudah 14 tahun menggeluti usaha sapi perah,suroso merasa masuih nbelum pantas disebut sebagai pternek yang sukses.baginya,peternak yang sukses satu persyaratan harus sudah punya lahan sendiri,sapi ratusan ekor dan tempat menanam rumput makanan utama sapi.untuk saat ini guna memenuhi kebutuhan poakan sapin,suloso masoih harus mencari rumput ke kawasan lain disekitar bermi.tapi ,saat ini musim kemarau lokasi tempat panggilan rumput semalkin jauh,hingga harus menambah beban transportasi.setidaknya,dalam sehari ,20 karung runput harus disediakan untuk semua sapinya,yang diberi makan sebanyak 2 kali,pagi dan sore.
Tidak heran bila sapi-sapi milik pak Suroso tampak sehat.Bulu-bulu sapinya tidak dibiarkan tumbuh tak terawat ketika sapi dadari warga yang dibelinya secara berkala.Obat cacing juga rutin diberikan untuk emembersihkan isi perutnya .sebab,memnurut bapak dua putra ini, hamper semua spi di pelihra warga pasti terkena penyakit. Sapi yang ehat dan terawat akan menghasil produk yng baik. “mereka akan merasa puas dengan hasil susu seperti ini,” kata lelaki kelahiran Lumajang 47 tahun lalu.
Keberhasilan Suroso menggeluti usaha sapi perah, bermula dari memelihara sapi. Ketika itu pada 1995, Suroso memelihara empat ekor di belakang rumahnya selama 10 tahun suroso sudah bias mengembangkan sapi perah menjadi 30 ekor. Namun ditengah keberhasilan itu, Soroso sebenarnya memiliki trauma dalam usaha peternakan. Kisahnya terjadi ketika harga susu mulai guncang akibat impor susu dari pemerintah tidak diproteksi, yang mengakibatkan harga susu anjlok, dan ini merugikan para peternak sapi pada umumnya. Tapi saat ini pemerintah mulai merespon harga susu, proteksi dibatasi sehingga harga susu kembali stabil. Masih beruntung saat itu Suroso tidak punya tanggungan. Sementara ada kawan-kawannya sesame peternak sapi lebih tragis lagi.
Menurut cerita Soroso, ada peternak yang mempunyai lebih dari 100 ekor sapi tapi produk susunya sedikit, dengan harga turun jelas peternak itu rugi besar karena biaya operasional sapi lebih tinggi dari harga susu yang dijual.
Berkat usahanya ini ditahun 2007 Dinas Peternakan Jawa Timur telah memberi penghargaan sebagai peternak berprestasi tingkat Jawa Timur.