.surabayapost.co.id - Rabu, 03/10/2012 | 10:52 WIB

PROBOLINGGO - Dikirimnya pengidap HIV/AIDS yang butuh perawatan ke RS Saiful Anwar, Kota Malang, tidak berarti di Kabupaten Probolinggo tidak ada ruang perawatan bagi penderita. Sebenarnya RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo sudah memiliki unit Anti Retroviral Theraphy (ATR), hanya saja belum dioperasikan.
“ATR di RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, belum dioperasikan karena menunggu visitasi (kunjungan) dari RS Dr Soetomo, Surabaya,” ujar Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, dr. Dyah Kuncarawati, Rabu (3/10) pagi tadi.
Padahal visitasi itu, kata dr. Dyah, sangat penting agar rekomendasi pengoperasian ATR di RSUD Waluyo Jati segera terbit. “Sampai sekarang belum ada visitasi, padahal saya menjanjikan ke Pemkab Probolinggo, pertengahan 2012 ini ATR sudah dioperasikan,” ujarnya.
Disinggung mengapa harus menunggu visitasi RS Dr Soetomo, dr. Dyah mengatakan, RSUD Waluyo Jati dianggap sebagai satelit atau cabang dari RS Dr Soetomo. Namun berkali-kali menghubungi RS Dr Soetomo agar ada visitasi, pihak Dinkes Kabupaten Probolinggo mengaku, kecewa. “Tidak tahu kapan pihak RS Dr Soetomo melakukan visit ke Probolinggo. Katanya sekarang masih di luar Jawa,” ujarnya.
Dokter Dyah menegaskan, ART di RSUD Waluyo Jatim sebenarnya sudah siap. “Hanya perlu rekomendasi dari RS Dr Soetomo saja,” ujarnya.
Dikatakan pengoperasian ART di RSUD Waluyo Jati sudah mendesak. Soalnya, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo terus bertambah setiap tahun. Mereka perlu penanganan khusus di rumah sakit, karena tidak bisa berobat di sembarang tempat.
Seperti diberitakan Surabaya Post, Selasa (2/10), pasien HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo terpaksa “lari” ke RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. “Soalnya, tidak ada satu pun rumah sakit di Probolinggo yang memiliki fasilitas untuk melayani penderita HIV/AIDS,” ujar Manager Penanganan HIV/AIDS, LSM Prolink Community, Kabupaten Probolinggo, Badrut Tamam.
Karena harus bertandang ke Kota Malang, Badrut mengaku, tidak bisa membawa sekaligus ratusan pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo. “Harus antre, sekarang baru 10 pengidap HIV/AIDS yang kami dampingi untuk berobat ke RS Saiful Anwar Malang,” ujarnya.
Ke-10 pasien yang dibawa ke RSSA Malang, kata Badrut, disertai Surat Pernyataan Miskin (SPM). Sehingga mereka bisa berobat secara gratis di rumah sakit milik Pemprop Jatim itu.
Badrut mengaku, prihatin dengan perkembangan pasien HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo. “Soalnya setiap tahun jumlah penderita terus meningkat. Domisili penderita juga menyebar di 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.
Menurut catatan Dinkes Kabupaten Probolinggo, sebanyak 324 warga diketahui mengidap HIV/AIDS. Yang memprihatinkan, ibu rumah tangga mendominasi dengan jumlah 69 orang.
“Per Agustus 2012 ini jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 324 pasien, terinci 134 perempuan dan 185 pria,” ujar dr Dyah. Terinci, ibu rumah tangga berada di peringkat pertama, dengan 69 penderita. Disusul 51 buruh kasar, 37 wiraswasta, 36 penjaja seks komersial (PSK), 26 petani/peternak, 13 sopir, 11 karyawan, 10 PNS, 3 seniman, 3 siwa/mahasiswa, 2 TNI/Polri, 1 pelaut.
“Ditambah 16 pasien belum diketahui profesinya. Selain itu ada juga 41 pasien lain dengan profesi bermacam-macam,” ujar Dyah. isa
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !