Gaji Karyawan Leces Dibayar 50%

 

PROBOLINGGO - Sekitar 1.850 karyawan PT Kertas Leces (PT KL) di Kabupaten Probolinggo bisa sedikit bernapas lega. Soalnya, gaji mereka yang belum dibayar sejak Juni-Oktober 2012 ini mulai dicicil oleh managemen pabrik kertas milik BUMN itu.

Sejak Rabu-Kamis (24-25/10) karyawan pabrik di Desa Leces, Kecamatan Leces itu antre di loket untuk menerima gaji. “Yang dibayar baru gaji bulan Oktober, itupun dibayar 50 persen,” ujar seorang karyawan usai antre di loket di komplek PT KL, Kamis (25/10) pagi tadi.

Sehingga managemen PT KL masih punya utang gaji karyawan Juni-September plus 50% gaji Oktober. “Selain gaji bulanan, hingga kini TP (tunjangan pendidikan) juga belum dibayar,” ujar karyawan asal Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu.

Pembayaran gaji karyawan kali ini berbeda dengan biasanya. Biasanya mereka menerima gaji melalui transfer via bank ke rekening masing-masing karyawan. ”Sekarang kembali ke ’tempo doeloe’, terima gaji antre di loket,” ujar seorang karyawan.

Kamis sejak pukul 07.30, ratusan karyawan PT KL sudah antre di depan loket untuk menerima gaji. Hari ini sekitar 1.400 karyawan tetap antre menerima gaji. ”Kalau kemarin jadwal gajian untuk karyawan tidak tetap,” ujarnya.

Sementara itu Dirut PT KL, Budi Kusmarwoto yang dikonfirmasi terpisah membenarkan, karyawannya sudah mulai menerima gaji. ”Kami baru bisa membayar gaji Oktober 50 persen, sisanya nanti kalau pabrik sudah beroperasi 100 persen,” ujarnya, Kamis pagi tadi.

Dikatakan secara bertahap PT KL mulai bangkit setelah dua tahun tidak berproduksi. Sekitar empat bulan sejak Juni lalu berproduksi dengan kapasitas 20-22%. ”Mulai hari ini kami berproduksi 65 persen. Mudah-mudahan paling lambat 1 November nanti sudah bisa 100 persen,” ujar Dirut PT KL.

Disinggung mengapa belum bisa berproduksi 100%, Budi mengatakan, terkendala bahan baku berupa kertas bekas. ”Bahan baku berupa waste paper yang kami impor belum juga datang,” ujarnya.

Budi menambahkan, PT KL baru bisa mencapai titik impas (break even point/BEP) jika berproduksi 60%. ”Begitu produksi sudah 100 persen, gaji karyawan yang belum dibayar akan kami penuhi bertahap,” ujarnya.

Sebenarnya PT KL bisa saja langsung membayar lunas gaji semua karyawan, Juni-Oktober. Apalagi perusahaan kertas BUMN tertua di Indonesia setelah PT Kertas Padalarang, Bandung itu baru saja menerima pinjaman uang Rp 50 miliar.

”Sekarang gaji semua karyawan dilunasi, bisa. Tetapi setelah itu pabrik tutup untuk selamanya karena tidak ada lagi modal kerja,” ujarnya.

Dengan modal kerja Rp 50 miliar, Budi menjanjikan pendapatan dari penjualan produksi (revenue) Rp 1,2 triliun/tahun. ”Revenue Rp 1,2 triliun per tahun itu bisa diraih kalau Kertas Leces berproduksi 100 persen. Kalau produksinya di bawah 60 persen ya modal kerja akan habis terkikis,” ujarnya.

Dengan kapasitas produksi 100%, PT KL menargetkan produksi 14.200 ton kertas/bulan. ”Dengan produksi 100 persen, lima mesin harus semuanya hidup, awalnya hanya tiga mesin,” ujarnya.

Bahkan dua unit boiler batubara sebagai sumberdaya listrik dan uap panas (steam) bakal dipisah dari managemen induk PT KL. Seperti diketahui, pembangunan dua unit boiler batubara itu didanai Pennyertaan Modal Negara (PMN) pada APBN 2007 senilai Rp 175 miliar. Setiap boiler menghasilkan 120 ton uap (steam) per jam atau setara dengan listrik berdaya 27 Megawatt (MW).

”Nanti ada Strategic Business Unit (SBU) yang punya account sendiri, yang menangani boiler, kelistrikan, air tanah, hingga uap panas,” ujar Budi. Dengan alasan punya rumah tangga sendiri dan demi efisiensi daya, PT KL pun harus membeli daya ke SBU itu. isa

sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=96202b7712fa7b482459afb6ffd7d5af&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc