Lebaran selain identik dengan kue-kue, juga lekat dengan makanan khas ketupat dan lepet, yang dibungkus dengan janur kelapa. Demi lebaran ketupat yang jatuh tujuh hari pasca-Idul Fitri, Minggu (26/8), sejumlah pasar di Probolinggo dan Lumajang dipenuhi komoditas janur.
Selain dijual dalam bentuk janur, pedagang juga menjual dalam bentuk ketupat kosong. “Kalau janur per 10 helai harganya Rp 3.000, kalau dalam bentuk 10 ketupat kosongan Rp 5.000. Tinggal pilih,” ujar Mbok Nah, penjual janur dan ketupat di Pasar Baru, Kota Probolinggo, Minggu pagi tadi.
Dikatakan sejak Sabtu (25/8) sore, sudah banyak pembeli yang membeli janur dan ketupat kosong. Tidak hanya di Pasar Baru, juga di sejumlah pasar lain seperti Pasar Gotong Royong, Pasar Mangunharjo, dan Pasar Wonoasih.
Geliat jual-beli janur itu juga terlihat menonjol di sejumlah pasar tradisional di Lumajang terutama di Pasar Ranuyoso. Bahkan di pasar yang terletak di perbatasan Probolinggo-Lumajang itu, jual-beli janur sudah terlihat sejak sehari menjelang Idul Fitri.
Di Lumajang, tradisi Lebaran Ketupat biasa dirayakan warga dengan beramai-ramai mandi di Lautan Indonesia. Di sela-sela mandi di Pantai Selatan itu, mereka membawa hidangan ketupat dan lepet.
“Namanya saja Lebaran Ketupat, ya kurang lengkap kalau tidak membuat ketupat,” ujar Abdul Rohman, perangkat Desa Kraton, Kecamatan Yosowilangun, Lumajang.
Karena permintaan janur meningkat, sebagian pedagang buah di Pasar Buah Ranuyoso, Lumajang pun juga menjual janur. Bahkan pedagang yang biasanya menjual kelapa, degan, dan buah-buahan beralih menjual janur.
“Mau avokad, nangka, dan sirsak, semua ada. Sekarang ditambah lagi dengan janur karena banyak yang beli,” ujar Hasan, penjual janur di Pasar Buah Ranuyoso.
Sejumlah pedagang pun sudah menunggu janur dari petani sejak pagi. Setiap ikat janur seukuran genggaman dihargai sekitar Rp 3.000-5.000 tergantung besarnya ikatan.
“Saya kulakan janur di Pasar Ranuyoso sejak sehari menjelang Idul Fitri. Di sini ini gudangnya janur,” ujar Djama’ah, pedagang janur dari Gresik. Dengan membawa pikap, Djama’ah menunggu pasokan janur dari sejumlah petani di belahan utara Lumajang itu.
Djama’ah kemudian menjual lagi janur-janur itu di Pasar Keputran, Surabaya dan di sejumlah pasar di Gresik. “Tidak hanya saya yang kulakan di sini. Sejumlah pedagang janur dari berbagai kota di Jatim juga kulakan janur di sini,” ujarnya.
Sementara itu sejumlah warga yang tidak ingin repot-repot saat merayakan Lebaran, lebih memilih membeli ketupat kosongan daripada janur. “Enak, tidak usah repot-repot menganyam janur, cukup beli ketupat kosongan Rp 5.000 per 10 buah,” ujar Ny. Mila, warga Jl. Kiai Ghozali, Lumajang.
Pasok Bali
Di luar momen lebaran, janur dari Lumajang juga “mengalir” ke Pulau Dewata, Bali. “Sejumlah pedagang rutin memasok janur untuk kebutuhan upacara adat di Bali,” ujar Yono, warga Ranuyoso.
Di Bali, janur asal Lumajang biasanya digunakan untuk menghias penjor, takir kawung, dan sejumlah pelengkap upacara adat. Selain dari Lumajang, kebutuhan janur di Bali juga dipasok dari sentra tanaman kelapa di Probolinggo, Jember dan Banyuwangi.
Eksploitasi janur besar-besaran terutama saat lebaran, kata sejumlah petani, mengakibatkan produktivitas kelapa menurun. “Kalau janur diambili terus-menerus ya produktivitas buah kelapa bisa menurun,” ujar Brudin, petani kelapa di Ranuyoso.
Ancaman lain yang membuat produktivitas kelapa di Lumajang menurun adalah hama kumbang. “Gara-gara kwangwung atau kumbang kelapa, banyak tanaman kelapa rusak. Tetapi manusia lebih ganas dibandingkan kwangwung karena menghabiskan janur,” ujar Brudin sambil tertawa. isa
Home »
Berita kraksaan
» Lebaran Ketupat, Janur Banjiri Pasar
Lebaran Ketupat, Janur Banjiri Pasar
Written By Redaksi 1 on Sunday 26 August 2012 | 09:29
Labels:
Berita kraksaan
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !