Gunung Bromo - Erupsi Gunung Bromo yang tak kunjung mereda, kembali memuntahkan lahar dingin menjamah areal sawah dan tambak di wilayah Kota Probolinggo. Lahar dingin itu meluap melalui Kali Pinang, lalu meludeskan tanaman padi dan ikan di tambak milik warga.
Kerusakan sawah dan tambak akibat terjangan lahar dingin paling parah terjadi di wilayah Kec. Kel. Pilang, Kec. Kademangan. ”Untuk sementara kami mencacat 10 ha sawah yang tanaman padinya rusak karena diterjang lahar dingin. Sawah-sawah itu, tertimbun pasir tebal,” ujar Sikin, Bendahara Kelompok Tani Sari Bumi, Kel. Pilang, Sabtu (7/5) pagi tadi. ”Kalau luas tambak yang rusak, kami belum dapat datanya, namun diperkirakan puluhan hektar,” tambahnya.
Meluapnya lahar dingin itu ditandai jebolnya tanggul Kali Pilang di lima titik sekaligus. Melalui tanggul sungai itu, material pasir vulkanis dari Gunung Bromo langsung meluap menerjang areal padi dan tambak bandeng di daerah sekitarnya.
Di antara sawah yang rusak diterjang banjir adalah milik Mbok Nemo. ”Sawah saya seluas 2 iring (1 iring = 3.300 meter persegi, Red.) rusak tertimbun pasir. Padahal seminggu lagi padi bisa dipanen,” ujarnya.
Karena terkubur lumpur, perempuan paro baya itu memutuskan memanen dini padinya. ”Kalau dibiarkan tertimbun pasir, bulir padi bisa busuk, lebih baik dipanen lebih awal,” ujar Mbok Nemo.
Selain itu sawah H Mustafa seluas 1 iring, Matlab 1 iring, Sansan 1 iring. Selain itu juga dua petak tambak bandeng milik H Wasi berubah menjadi lapangan pasir. ”Yang paling luas sawah Pak Rawi, hektaran yang rusak,” ujar Sikin.
Ditemui bersama sejumlah petani yang sedang bergotong-royong memperbaiki tanggul sungai yang jebol, Sikin mengaku, dihantui banjir susulan. Soalnya, Kali Pilang yang sebelumnya sedalam 4-5 meter, kini hanya 0,5 meter. ”Karena belum ada bantuan dari pemda, ya dengan peralatan seadanya kami memperbaiki tanggul,” ujarnya.
Alat Berat
Kelompok Tani Sumber Tani, Pilang berharap Pemkot Probolinggo turun tangan dengan mengeruk Kali Pilang. ”Harus dikeruk pakai bego, kalau dikeruk pakai cangkul ya punggungnya petani bakal bengkok,” ujar Sikin sambil tertawa.
Jangankan mengeruk badan sungai yang dangkal, mengeruk sawah dan tambak pun petani mengaku kesulitan. ”Ya bayangkan saja, ketebalan pasir di sawah setengah sampai satu meter. Di tambak lebih tebal lagi 2-4 meter,” ujar Sikin.
Terkait banyaknya areal sawah yang rusak akibat dilanda banjir lahar itu Komisi C DPRD sempat meninjau lokasi, Rabu (4/5) lalu. Ketua Komisi C, Nasution menyayangkan kesigapan Pemkot mengatasi dampak banjir lahar itu.
Seharusnya Pemkot sigap dengan mengeruk pasir di badan sungai, juga yang menumpuk di areal pertanian. ”Ini sudah sekitar empat bulan tetapi belum ada kesigapan dari pemerintah,” ujar politisi PDIP itu.
Sebagian petani yang sawahnya tertimbun pasir pun merelakan lahannya disewa pihak Pabrik Gula (PG) Wonolangan selama dua tahun ke depan. ”Karena tertimbun pasir, sewanya relatif murah. Mestinya 1 iring sewanya bisa Rp 10 juta, tetapi disewa PG hanya Rp 5 juta,” ujar Sekretaris Komisi C, Ananingsih.
Nasution menambahkan, sebenarnya ada pihak ketiga (swasta) yang berniat mengeruk pasir dengan gratis. Yakni, CV Ananta Widya Utama yang bersedia mengeruk pasir untuk kemudian dijual sebagai bahan bangunan.
Sisi lain, pemkot tidak segera memberikan izin kepada pihak swasta yang bersedia mengeruk badan Kali Pilang. ”Sebenarnya demi kepentingan petani, pemkot jangan berbelit-belit urusan izin,” ujar Nasution.
Sekadar diketahui, banjir lahar dingin dari Gunung Bromo yang melanda Kota Probolinggo akibat jebolnya Dam Dawuhan di Desa Patalan, Kec. Wonomerto, Kab. Probolinggo. Aliran lahar yang seharusnya melintasi Kali Paser itu kemudian mengalir ke arah timur kemudian masuk ke Kali Legundi.
Dari Kali Legundi, aliran lahar dingin dari Gunung Bromo kemudian mengalir ke Kali Pilang. Selama Dam Dawuhan belum diperbaiki, aliran lahar sewaktu-waktu mengancam sawah, tambak, dan permukiman di Kota Probolinggo. isa
sumber artikel dan gambar : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=5be5d5f93093db1346915f49a568aad9&jenis=b706835de79a2b4e80506f582af3676a
Kerusakan sawah dan tambak akibat terjangan lahar dingin paling parah terjadi di wilayah Kec. Kel. Pilang, Kec. Kademangan. ”Untuk sementara kami mencacat 10 ha sawah yang tanaman padinya rusak karena diterjang lahar dingin. Sawah-sawah itu, tertimbun pasir tebal,” ujar Sikin, Bendahara Kelompok Tani Sari Bumi, Kel. Pilang, Sabtu (7/5) pagi tadi. ”Kalau luas tambak yang rusak, kami belum dapat datanya, namun diperkirakan puluhan hektar,” tambahnya.
Meluapnya lahar dingin itu ditandai jebolnya tanggul Kali Pilang di lima titik sekaligus. Melalui tanggul sungai itu, material pasir vulkanis dari Gunung Bromo langsung meluap menerjang areal padi dan tambak bandeng di daerah sekitarnya.
Di antara sawah yang rusak diterjang banjir adalah milik Mbok Nemo. ”Sawah saya seluas 2 iring (1 iring = 3.300 meter persegi, Red.) rusak tertimbun pasir. Padahal seminggu lagi padi bisa dipanen,” ujarnya.
Karena terkubur lumpur, perempuan paro baya itu memutuskan memanen dini padinya. ”Kalau dibiarkan tertimbun pasir, bulir padi bisa busuk, lebih baik dipanen lebih awal,” ujar Mbok Nemo.
Selain itu sawah H Mustafa seluas 1 iring, Matlab 1 iring, Sansan 1 iring. Selain itu juga dua petak tambak bandeng milik H Wasi berubah menjadi lapangan pasir. ”Yang paling luas sawah Pak Rawi, hektaran yang rusak,” ujar Sikin.
Ditemui bersama sejumlah petani yang sedang bergotong-royong memperbaiki tanggul sungai yang jebol, Sikin mengaku, dihantui banjir susulan. Soalnya, Kali Pilang yang sebelumnya sedalam 4-5 meter, kini hanya 0,5 meter. ”Karena belum ada bantuan dari pemda, ya dengan peralatan seadanya kami memperbaiki tanggul,” ujarnya.
Alat Berat
Kelompok Tani Sumber Tani, Pilang berharap Pemkot Probolinggo turun tangan dengan mengeruk Kali Pilang. ”Harus dikeruk pakai bego, kalau dikeruk pakai cangkul ya punggungnya petani bakal bengkok,” ujar Sikin sambil tertawa.
Jangankan mengeruk badan sungai yang dangkal, mengeruk sawah dan tambak pun petani mengaku kesulitan. ”Ya bayangkan saja, ketebalan pasir di sawah setengah sampai satu meter. Di tambak lebih tebal lagi 2-4 meter,” ujar Sikin.
Terkait banyaknya areal sawah yang rusak akibat dilanda banjir lahar itu Komisi C DPRD sempat meninjau lokasi, Rabu (4/5) lalu. Ketua Komisi C, Nasution menyayangkan kesigapan Pemkot mengatasi dampak banjir lahar itu.
Seharusnya Pemkot sigap dengan mengeruk pasir di badan sungai, juga yang menumpuk di areal pertanian. ”Ini sudah sekitar empat bulan tetapi belum ada kesigapan dari pemerintah,” ujar politisi PDIP itu.
Sebagian petani yang sawahnya tertimbun pasir pun merelakan lahannya disewa pihak Pabrik Gula (PG) Wonolangan selama dua tahun ke depan. ”Karena tertimbun pasir, sewanya relatif murah. Mestinya 1 iring sewanya bisa Rp 10 juta, tetapi disewa PG hanya Rp 5 juta,” ujar Sekretaris Komisi C, Ananingsih.
Nasution menambahkan, sebenarnya ada pihak ketiga (swasta) yang berniat mengeruk pasir dengan gratis. Yakni, CV Ananta Widya Utama yang bersedia mengeruk pasir untuk kemudian dijual sebagai bahan bangunan.
Sisi lain, pemkot tidak segera memberikan izin kepada pihak swasta yang bersedia mengeruk badan Kali Pilang. ”Sebenarnya demi kepentingan petani, pemkot jangan berbelit-belit urusan izin,” ujar Nasution.
Sekadar diketahui, banjir lahar dingin dari Gunung Bromo yang melanda Kota Probolinggo akibat jebolnya Dam Dawuhan di Desa Patalan, Kec. Wonomerto, Kab. Probolinggo. Aliran lahar yang seharusnya melintasi Kali Paser itu kemudian mengalir ke arah timur kemudian masuk ke Kali Legundi.
Dari Kali Legundi, aliran lahar dingin dari Gunung Bromo kemudian mengalir ke Kali Pilang. Selama Dam Dawuhan belum diperbaiki, aliran lahar sewaktu-waktu mengancam sawah, tambak, dan permukiman di Kota Probolinggo. isa
sumber artikel dan gambar : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=5be5d5f93093db1346915f49a568aad9&jenis=b706835de79a2b4e80506f582af3676a
Kraksaan online memberikan hak bagi warga kraksaan dan sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam membagi berita dan foto yang terjadi di sekitar kota kraksaan seperti daerah patokan , semampir , Kandangjati kulon, sidomukti dan kraksaan wetan dan juga tidak menutup kemungkinan daerah daerah se-kabupaten probolinggo mari bersama memajukan kota kraksaan dan kabupaten probolinggo bersama sama kirimkan berita dan foto anda ke e-mail kraxsan.online@gmail.com trima kasih
Powered by Spiderizon, free backlinks.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !