Meskipun Hujan Abu, Warga Tenang, Tidak Pakai Masker - Portal Probolinggo Kraksaan Meskipun Hujan Abu, Warga Tenang, Tidak Pakai Masker - Kraksaan Online Meskipun Hujan Abu, Warga Tenang, Tidak Pakai Masker - Kraksaan online
Headlines News :
Powered by Blogger.

Blog Archive

Home » » Meskipun Hujan Abu, Warga Tenang, Tidak Pakai Masker

Meskipun Hujan Abu, Warga Tenang, Tidak Pakai Masker

Written By Redaksi 1 on Wednesday 1 December 2010 | 15:36


Probolinggo - (kraksaan-online.com) Hujan abu yang berasal dari dasar kawah Gunung Bromo, secara bergelombang mulai mengguyur Dusun Cemoro Lawang Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo kemarin. Dusun Cemoro Lawang adalah salah-satu pintu gerbang menuju ke pendakian Gunung Bromo, dan merupakan dusun terdekat dengan bibir kawah gunung berapi itu –berjarak sekitar 3 kilometer.

Hujan abu terjadi pukul 03.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB. Setelah itu arah angin berangsur-angsur berubah ke barat daya dan tenggara –mengarah ke wilayah Malang dan Pasuruan.

Namun, pada pukul 15.30 WIB, angin kembali berbelok ke arah Dusun Cemoro Lawang. Arah angin ke utara kawah ini memang terkesan tiba-tiba. Padahal, sejak sepekan berstatus Awas, arah angin cenderung stabil ke arah tenggara dan barat daya.

Kejadian ini seolah mematahkan keyakinan warga, menyusul ritual larung sesaji pada 9 November lalu, yang dikemas dengan tajuk “Selamatan Tolak Balak Saking Tepihan lan Kirim Tandur Tuwuh Nang Pelabuhan Gunung Bromo”.



Ritual itu digelar insidentil setelah ada petunjuk dari leluhur masyarakat adat Tengger tentang akan adanya peningkatan aktifitas kawah pada hitungan kalender Tengger tanggal 14,15,16 bulan purnama atau tanggal 22, 23 dan 24 November dalam kalender Masehi.

Semula, arah angin yang tak pernah mengarah ke utara itu (atau ke Probolinggo) diduga warga sebagai berkah dari ritual tersebut. Namun, mulai kemarin arah angin secara tiba-tiba mengarah ke Probolinggo.

Dukun (sebutan pimpinan ritual adat Tengger, red) Sutomo ketika dimintai tanggapannya terkait berubahnya arah angin itu hanya menanggapi santai dan tetap berpegang teguh pada keyakinannya.

“Hujan debunya kan hanya tipis. Itu berkah dari leluhur untuk menyuburkan tanah dan tanaman hasil bumi kami pada tahun depan,” katanya kepada Surya, Selasa (30/11).

Dari pantauan Surya, hujan abu yang terjadi memang tidak berdampak signifikan. Hujan abu hanya mengotori sejumlah mobil yang diparkir di sekitar kawasan Cemoro Lawang yang berada di daerah rawan zona A atau radius 3 kilometer dari bibir kawah Bromo.

Namun, kejadian itu ditanggapi serius Ketua Satuan Tanggap Darurat Bromo yang juga Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin. Dia langsung memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) pemkab supaya menambah pasokan masker atau penutup hidung. Sedikitnya 2.500 masker dibagikan pada Selasa (30/11) kemarin. Sehingga, total masker yang dibagikan sejak Bromo berstatus Awas sudah mencapai 7.500 buah.

Namun, masker itu tidak terus dipkai oleh warga dalam keseharian mereka. Buktinya, meski sudah terjadi hujan abu, Selasa (30/11), para petani Bromo tetap saja memberanikan diri menggantung maskernya di rumah.

Mereka hanya memakai masker sesaat setelah menerima masker, termasuk sejumlah siswa di SDN Ngadisari yang diberi masker oleh tim medis dari Kabupaten Probolinggo. Ketika tiba di rumah usai sekolah, masker itu ditaruh.

“Debu vulkanik ini bisa mengakibatkan gangguan saluran pernapasan. Jika yang dihirup cukup banyak, akan berdampak pada paru-paru,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr Endang Puji Astuti kepada Surya di sela-sela pembagian masker.

Kepala Desa Ngadisari, Supoyo mengaku hujan abu sudah biasa terjadi bersamaan dengan peningkatan berkala aktifitas kawah setiap empat, lima dan enam tahun sekali sejak 1980-an.

“Mungkin, karena sudah terbiasa dan selama ini jarang berdampak kepada kesehatan, makanya maskernya tidak digunakan oleh warga,” katanya.

Apalagi, Supoyo menambahkan, hujan abu yang terjadi kali ini hanya berlangsung sekitar 2 jam, dan setelah itu arah angin berubah, kembali bertiup ke arah barat daya. “Itu berkah, bukan petaka. Semua warga di sini memiliki keyakinan yang sama. Jika itu bencana, maka hujan abu tidak akan berlangsung singkat,” katanya.

Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo menjadikan status Awas kawah Bromo sebagai paket wisata dengan label Bromo Smoke Tour alias Wisata Asap Bromo.

Ketua PHRI Digdoyo alias Yoyok kepada Surya mengaku sudah menyiapkan paket itu untuk turis asing maupun domestik. Peningkatan kepulan asap yang terjadi di dasar kawah dianggapnya momen yang jarang terjadi.

“Kalau memikirkan asap Bromo, kepala kita bisa jadi berasap. Tapi, kalau menikmati asap Bromo, kita jadi takjub melihat keajaiban alam yang fantastis dan spektakuler. Ini jarang terjadi,” katanya.

Kepulan asap Bromo yang berwarna putih kecoklatan dan terkadang abu-abu pekat kehitaman itu, bentuknya memang cukup beragam. Terkadang menyerupai payung, lalu belasan menit kemudian berubah menyerupai tali panjang.

“Rugi, kalau tak datang ke Bromo,” katanya.

Menurutnya, jalur teraman untuk datang ke Bromo pada saat status Awas ini tetap melewati Probolinggo. Alasannya, akses masuknya mudah dan sepanjang jalan menuju puncak Cemoro Lawang dari Probolinggo, banyak melewati permukiman penduduk.

Sementara itu, akibat ditutupnya Lanud Abdulrahman Saleh untuk penerbangan sipil hingga Sabtu (4/12) nanti, tiga maskapai (Batavia Air, Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia) mengalami penurunan pendapatan rata-rata hingga Rp 500 juta/hari. Ini dengan asumsi jumlah penumpang untuk tiga maskapai tersebut mencapai 1.000 dengan harga tiket Rp 500 ribu per orang.

Berbeda dengan penerbangan sipil yang terpaksa dihentikan untuk sementara, penerbangan militer sama sekali tidak terpengaruh dengan abu vulkanik Gunung Bromo.

Semburan abu Gunung Bromo masih sangat tipis dan halus, sehingga tidak menghalangi jarak pandang pilot.

“Kami menghormati keputusan tiga maskapai yang membatalkan penerbangannya Malang-Jakarta dari Lanud Abdulrahman Saleh demi keselamatan penumpang. Namun, kami juga belum mengeluarkan nota bagi penerbangan militer,” ucap Komandan Lanud Abdulrahman Saleh, Marsekal Pertama TNI Agus Dwi Putranto menegaskan.ntiq

sumber :http://www.surya.co.id/2010/12/01/meskipun-hujan-abu-warga-tenang-tidak-pakai-masker.html


Kraksaan online memberikan hak bagi warga kraksaan dan sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam membagi berita dan foto yang terjadi di sekitar kota kraksaan seperti daerah patokan , semampir , Kandangjati kulon, sidomukti dan kraksaan wetan dan juga tidak menutup kemungkinan daerah daerah se-kabupaten probolinggo mari bersama memajukan kota kraksaan dan kabupaten probolinggo bersama sama kirimkan berita dan foto anda ke e-mail kraxsan.online@gmail.com trima kasih
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Blogger Widgets

    • Disnakertrans Kabupaten Probolinggo akan melaksanakan Kegiatan Pelatihan Ketrampilan Service Sepeda Motor dan Teknik Las yang rencananya akan dilaksanakan pada tgl 21 April 2014. Silahkan mendaftar ke Kantor Disnakertrans atau ke BLK Kraksaan. Tempat terbatas untuk @20 orang per kelas.


    • Lomba Perpustakaan Sekolah dan Desa Terbaik, 7 s/d 14 Maret 2014.





Mau dapat info loker tiap hari sabtu via sms ???
kirim aja ke 085258785748
NB . tidak melayani konsultasi dan tanya jawab


Atau via

E-mail
BERLANGGANAN GRATIS Klik Disini Info Rumah Makan

Bila Anda ingin berlanggan berita dan info loker via email silakan masukkan email Anda pada kolom di bawah ini:

Delivered by FeedBurner




BB MESEGGER
256f8dc1







For Order and Information :
Juniadi
Phone : 08121711609 - 08983766399
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. Portal Probolinggo Kraksaan - All Rights Reserved
Original Design by Maskolis.com Modified by aryo@kraksaan-online[dot]com | kraxan cyber