Ludruk
merupakan satu bentuk pementasan drama kehidupan yang disajikan dengan
pendekatan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur pada umumnya.
Lain halnya dengan kesenian ketoprak yang dalam penyajiannya menampilkan
cerita legenda atau sejarah yang dikemas apik dengan memakai busana dan
bahasa jawa, ludruk lebih mengedepankan cerita heroik dengan setting
kebanyakan mengenai kehidupan masyarakat Jawa Timur.
Ludruk
tumbuh dan berkembang hampir di semua daerah di Jawa timur bagian
timur, termasuk di daerah Probolinggo. Tampilan ludruk khas Probolinggo
jelas memiliki perbedaan dibandingkan dengan ludruk-ludruk di Surabaya
atau di daerah lainnya, yakni pada bahasa yang dipakai. Ludruk di
Probolinggo menggunakan bahasa Jawa Ngoko yang dicampur dengan bahasa
Madura Pesisiran, baik dalam bentuk kidungan ataupun dialog para
pemainnya. Walaupun dari segi bahasa yang dipakai berbeda, tetapi dalam
hal pakem masih memiliki cerita yang sama. Hanya di beberapa bagian atau
adegan diselipkan adegan tambahan yang bercirikan Probolinggo. Dan
kesenian ludruk ini sering ditemui pada acara-acara hajatan.
Menurut
Drs. Priyono Ludruk merupakan Seni pertunjukan yang lebih menonjolkan
drama kehidupan sehari hari dengan model garap lawakan, Walaupun Ludruk
juga kadang membawakan cerita legenda dan sejarah, keberadaannya cukup
mewarnai dan menjadi hiburan masyarakat yang menarik. Ludruk adalah
kesenian tradisi yang masih hidup di kota Probolinggo, kesenian peran
yang bisa menggunakan segala bahasa, jawa, madura, Indonesia atau
inggris sekalipun, juga enak dan pantas-pantas saja ketika menggunakan
bahasa campuran.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !