PROBOLINGGO - Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo kembali jadi tempat berlabuh kapal pesiar dari luar negeri, Senin (17/12). Kali ini para wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Kota Probolinggo dan Gunung Bromo.
Kondisi dermaga Tanjung Tembaga memang tidak memungkinkan untuk didarati kapal pesiar MV Seabourn. Sementara jetty di dermaga baru Tanjung Tembaga dinilai kurang panjang untuk tempat berlabuh kapal yang bertolak dari Singapura itu.
Akhirnya kapal pesiar itu membuang jangkar di laut lepas, sekitar 1 mil laut di sebelah utara Tanjung Tembaga. Para penumpangnya kemudian diangkut dengan kapal sekoci ke dermaga Tanjung Tembaga.
Fasilitas pelabuhan peninggalan Belanda itu sebenarnya kurang layak untuk jadi jujukan kapal pesiar. Soalnya tidak tersedia dermaga khusus penumpang di pelabuhan di Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu.
Termasuk menjelang MV Seabourn lego jangkar di perairan Probolinggo, Senin pagi sekitar pukul 09.00. Sejumlah petugas dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Kepelabuhanan dan Cabang Pelindo III Probolinggo tampak mempersiapkan dermaga ponton di kolam pelabuhan.
Seorang awak MV Seabourn tampak marah-marah begitu mengetahui tangga dari dermaga ponton menuju daratan bergoyang-goyang. Ia mengkhawatirkan keselamatan penumpang kapal saat meniti tangga.
Setelah diyakinkan tangga itu cukup kuat untuk para penumpang yang akan mendarat, barulah laki-laki paro baya itu mempersilakan satu per satu penumpang kapal melintasinya.
Sonya, salah seorang pemandu wisata, mengatakan, MV Seabourn bertolak dari Singapura. Penumpangnya dari berbagai negara di dunia yang bermaksud keliling Indonesia. “Ada sekitar 400 wisatawan, tujuannya berlabuh di Semarang, Surabaya, Probolinggo dan terakhir di Bali,” ujarnya.
Di Probolinggo, para wisatawan bakal mengunjungi dua tempat yakni, Gunung Bromo dan keliling Kota Probolinggo. “Di Kota Probolinggo mereka kami sambut terlebih dulu di Museum Probolinggo,” ujar Koordinator Museum Probolinggo, Ade S. Permana.
Disambut tarian tradisional, para wisman juga dijamu makanan lokal seperti cenil, putu, dan gempo. Setelah itu para wisman dengan menaiki becak wisata keliling ke sejumlah tempat di Kota Probolinggo. Di antara tempat yang mereka kunjungi adalah, Gereja Merah di Jl. Suroyo, Kelenteng Sumber Naga Tri Dharma, kerajinan batik, dan alun-alun.
Para wisman juga diajak mengunjungi pasar tradisional Pasar Baru, Kota Probolinggo. Hanya melihat-lihat aktivitas pedagang tradisional, tidak satu pun wisman membeli komoditas sayur, buah, dan bumbu-bumbuan di pasar di Jl. Niaga itu.
“Probolinggo is beautiful, the citizens are hospitable,” ujar Shanon, wisman asal Hawai, Amerika Serikat. Meski pertama kali berkunjung, ia mengaku puas berkeliling Kota Probolinggo.
Para wisman juga menyempatkan berkunjung ke Gunung Bromo. ”Alhamdulillah, ternyata nama besar Bromo sudah moncer di luar negeri. Wisatawan dengan kapal pesiar pun ingin mengunjungi Bromo,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kab. Probolinggo, Tutug Edi Utomo.
Berdasarkan catatan, bukan sekali ini saja Probolinggo disinggahi kapal pesiar dari mancanegara. Diawali 2010 silam, sebuah kapal pesiar, MV Island Sky membuang jangkar di perairan Probolinggo. Kemudian pada 2011, dua kapal pesiar kembali singgah di Probolinggo.
Pada 2012 ini, sebanyak empat kapal pesiar dijadwalkan merapat di Tanjung Tembaga. Dan pada 2013 mendatang, dijadwalkan sebanyak dua kapal pesiar juga berlabuh di Probolinggo. isa
sumber:surabaya post online
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !