PROBOLINGGO - Memasuki musim hujan, banjir kembali mengancam sejumlah kawasan di Kabupaten Probolinggo. Sebanyak 11 kecamatan yang dilalui sungai-sungai besar di Kabupaten Probolinggo dinyatakan rawan banjir.
“Ada 11 kecamatan yang rawan banjir saat puncak musim hujan, Desember-Maret mendatang,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Mashuri Effendi, Selasa (4/12) pagi tadi.
Ke-11 kecamatan itu, Bantaran, Wonomerto, Kuripan, Leces, Sumberasih, Tongas, Pajarakan, Dringu, Gading, Gending, dan Kraksaan. “Ke-11 kecamatan rawan banjir karena dilewati sungai besar, yang saat hujan deras berpotensi meluap,” ujar mant`n staf ahli bupati itu.
Dari 11 kecamatan itu, ada empat kecamatan yang paling rawan banjir karena terletak di muara. Yakni, Dringu, Gending, Pajarakan, dan Kraksaan. Banjir bisa parah saat laut pasang sementara banjir kiriman dari sungai debitnya besar. “Sasaran banjir tentu saja permukiman warga di kawasan pantai,” ujarnya.
Sungai-sungai besar yang biasanya meluap saat puncak musim hujan di antaranya, Sungai Kedunggaleng, Sungai Rondokuning (hilir Sungai Pekalen), dan Kalibuntu.
Mashuri mengatakan, banjir bandang sulit ditanggulangi. Satu-satunya cara, warga yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) harus selalu waspada.
“Yang jelas BPBD juga sudah menyiapkan peralatan dan logistik untuk menghadapi banjir,” ujarnya. Mulai tenda pengungsian beserta logistiknya hingga sarana transportasi sudah disiapkan.
Masih terkait ancaman banjir, sebagian warga yang tinggal di DAS Kali Paser, Kabupaten Probolinggo mulai dihantui bencana yang muncul tiba-tiba. Soalnya, banjir di Kali Paser menghanyutkan material dari lereng Gunung Bromo. Apalagi pasca-banjir lahar dingin akhir 2010 hingga kini, belum semua infrastruktur sepanjang DAS Kali Paser diperbaiki.
Usman, warga Desa Wringinanom, Kecaamtan Kuripan, Kabupaten Probolinggo misalnya, mengkhawatirkan banjir lahar menerpa kembali saat musim hujan akhir 2012 hingga awal 2013 mendatang. ”Awal Januari 2012 lalu, plesengan sepanjang sekitar 30 meter ambrol,” ujarnya.
Tidak menutup kemungkinan amukan lahar dingin dari Gunung Bromo masih menerpa kawasan di bantaran sungai di Wringinanom. ”Yang saya khawatirkan kalau lahar muncul tengah malam, saat warga tertidur,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ismail, juga warga Wringinanom. Dikatakan sebagian besar warga yang tinggal di bantaran sungai masih trauma dengan banjir lahar dingin yang terjadi 7 Januari 2011 silam. Saat itu, sebanyak 84 rumah di empat kecamatan di Kabupaten Probolinggo dilaporkan rusak akibat diterjang banjir. Bahkan banjir juga melanda lima kelurahan di Kota Probolinggo.
Desa Wringinanom tercatat dilanda banjir paling parah di awal Januari 2011 silam. ”Di Wringinamon banjir mengakibakan 20 rumah rusak berat, 44 rumah rusak ringan,” ujar Sekretaris Desa (Sekdes) Wringinanom, Djono.
Selain merusak puluhan rumah, 2 ekor sapi dan 3 ekor kambing dilaporkan hanyut terbawa banjir di Wringinanom. ”Seekor sapi dan 3 kambing milik Pak Sumo ditemukan tewas, sekitar 20 meter dari kandangnya,” Djono.
Trauma banjir lahar dingin tahunan (setiap Januari) juga menghantui ratusan warga lain di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di Desa Patalan, Kecamatan Wonomerto dan Desa Legundi Kecamatan Bantaran. Memang di kedua desa itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mendirikan posko tanggap bencana.
Tetapi sejumlah warga meragukan efektivitas kedua posko tersebut. ”Kalau saya lebih percaya informasi dari kerabat dan teman di kawasan atas, di Sumber dan Kuripan. Kalau di sana hujan deras, yang di bawah ya harus siap-siap,” ujar Yudi, warga Desa Patalan.
Masih soal ”horor” ancaman lahar dingin, warga Desa Kramatagung, Kecamatan Bantaran juga waswas. Pada awal Januari 2011 lalu, tembok madrasah ibtidaiyah di desa tersebut jebol diterjang banjir lahar dingin.
Bahkan ancaman lahar dingin semakin besar mengancam warga di hilir Kali Paser yakni, warga Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih. Januari setahun silam, banjir yang membawa lumpur hitam menerjang puluhan rumah terutama di RT 10/RW2 desa di tepi pantai itu. ”Sebanyak tiga kali lahar dingin menerjang Desa Pesisir,” ujar Abdul Jalal, warga setempat. isa
sumber:http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=825d85fd6305bbca9bdebcdbcebc8a78&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !