Budaya Probolinggo , Tradisi Ngiring Kucing adalag tradisi masyarakat Probolinggo, tepatnya
suku Tengger yang mendiami wilayah desa Wonokerso, kecamatan Sumber.
Tradisi ini merupakan upacara adat dengan memandikan seekor kucing hitam untuk memohon kepada Sang Hyang Widi Wasa untuk menurunkan hujan di desa Tengger agar petani bisa memulai proses bercocok tanam. Kucing berbulu hitam sebagai salah satu perlengkapan upacara merupakan lambang mendung hitam. Masyarakat berharap melalui doa yang mereka panjatkan, awan segera menyelimuti kawasan di atas desa mereka hingga akhirnya turun hujan.
Pada akhir prosesi, dukun desa yang memimpin jalannya upacara akan memandikan kucing dengan air kembang dan dawet atau cendol. Sementara itu, warga yang membawa dawet untuk didoakan, meminum dawet itu bersama-sama. Sebagian besar warga Tengger bermata pencaharian sebagai petani sayur, di antaranya adalah petani kentang, kubis, dan bawang, dan upacara ini telah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun.
Tradisi ini merupakan upacara adat dengan memandikan seekor kucing hitam untuk memohon kepada Sang Hyang Widi Wasa untuk menurunkan hujan di desa Tengger agar petani bisa memulai proses bercocok tanam. Kucing berbulu hitam sebagai salah satu perlengkapan upacara merupakan lambang mendung hitam. Masyarakat berharap melalui doa yang mereka panjatkan, awan segera menyelimuti kawasan di atas desa mereka hingga akhirnya turun hujan.
Pada akhir prosesi, dukun desa yang memimpin jalannya upacara akan memandikan kucing dengan air kembang dan dawet atau cendol. Sementara itu, warga yang membawa dawet untuk didoakan, meminum dawet itu bersama-sama. Sebagian besar warga Tengger bermata pencaharian sebagai petani sayur, di antaranya adalah petani kentang, kubis, dan bawang, dan upacara ini telah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !