PROBOLINGGO - Tak banyak publik Kabupaten Probolinggo yang mengetahui keberadaan Pulau Pasir di sebelah utara Pantai Bentar, Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Pemkab pun berharap agar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengaku keberadaan pulau tidak berpenghuni itu.
“Sambil menunggu pengakuan dari Kemendagri, kami sudah mulai memanfaatkan Pulau Pasir untuk tujuan wisata,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo, Jumat (20/1) pagi tadi.
Sebenarnya Pulau Pasir hanya berjarak sekitar 3 Km dari Pantai Bentar. Tetapi lokasinya tertutup rimbunnya hutan mangrove. Praktis pulau yang luasnya hanya sekitar 2 hektare itu tidak banyak dikenal orang. “Padahal jaraknya reltif dekat, dari Pantai Bentar hanya 20 menit dengan perahu motor tempel,” ujarnya.
Selama ini masyarakat hanya mengenal Pulau Giliketapang, yang masuk administrasi Desa Giliketapang, Kecamatan Sumberasih. Sebutan Pulau Pasir mengacu pada struktur tanah di pulau itu yang terdiri atas hamparan pasir.
Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kabupaten Probolinggo mencatat, luas Pulau Pasir sekitar 2 hektare (Ha). “Panjang pulau 484 meter dan lebarnya 45 meter, dengan dataran rendah sekitar 1,5 meter dari permukaan air laut,” ujar Kepala DPK, Dedy Isfandi.
Secara admistratif, Pulau Pasir terletak di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Sedang koordinatnya pada 113º17’30.69’’ Bujur Timur (BT) dan 7º46’30’’ Lintang Selatan (LS).
Meski tanpa penghuni, beberapa pihak pun memanfaatkan pulau tersebut. Pemkab Probolinggo misalnya, pernah beberapa kali memanfaatkan pulau berpasir landai itu untuk kegiatan outbond. “Dulu sempat dibangun gazebo kayu tetapi sekarang sudah rusak dan amblas diterpa angin,” ujar Tutug.
Bahkan pada 2007 silam, pernah digelar even olahraga tingkat regional Jatim. Yakni, lomba triathlon (renang, bersepeda, dan lari) dengan start dari Pulau Pasir. “Sekarang kami sedang mencari investor yang mau mengelola Pulau Pasir,” ujar mantan Kabag Kominfo itu.
Abrasi-Oloran
Terbentuknya Pulau Pasir, kata Kepala DPK Dedy Isfandi diduga akibat abrasi (pengikisan air laut) pada Pulau Giliketapang. Indikasinya pasir di Pulau Pasir terlihat putih, yang merupakan serpihan pulau karang.
“Sisi lain, proses terbentuknya Pulau Pasir juga dipercepat dengan adanya material dari Kali Banyubiru yang membentuk semacam tanah oloran di muaranya,” ujar lulusan S-2 Fakultas Teknik Kelautan, ITS Surabaya itu.
Meski tidak sebesar kiriman material pasir dari Gunung Bromo, kiriman material dari Kali Banyubiru berangsur-angsur membentuk sebuah embrio pulau kecil di teluk Pantai Bentar. Sementara kiriman material abrasi dari Pulau Giliketapang yang berjarak sekitar 10 Km, membuat pulau pasir berwajah seputih pasir.
Awalnya tidak banyak warga Probolinggo yang mengetahui terbentuknya Pulau Pasir di arah timur laut Pantai Bentar itu. Memang munculnya Pulau Oasir itu sempat menjadi bahan perbincangan di kalangan petambak udang tradisional di Desa Curahsawo.
Sebenarnya, fenomena munculnya pulau pasir itu sudah tercium warga sekitar sejak sekitar 10 tahun lalu. Belakangan, semakin banyak orang mengetahui pulau pasir terutama warga yang hobi berpetualang.
“Saya sendiri sempat kaget ketika ditanya teman di Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jatim, soal munculnya pulau pasir,” ujar Dedy. Ia berusaha mencari-cari lokasi pulau itu.
sumber :surabaya post online
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !