
Ulat bulu - Fenomena ulat bulu yang saat ini terjadi di Probolinggo, ternyata pernah dialami pada 1936 lalu. Dampaknya hampir sama yaitu menimbulkan kerugian pada para pemilik kebun mangga di daerah tersebut.
"Setelah kami melakukan investigasi, ternyata pada tahun 1936 lalu juga terjadi kasus yang hampir sama, yakni serangan ulat bulu. Kali ini terjadi lagi dan menyerang lebih banyak lagi perkebunan mangga di Probolinggo," kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf di kantornya, Rabu (13/4/2011).
Menurut Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf, dari hasil penelitian sementara yang dilakukan Dinas Pertanian (Distan) Jatim, ulat bulu tersebut berasal dari induk kupu-kupu yang melakukan migrasi dari daerah lain.
Mereka memilih Probolinggo karena kondisinya cukup lembab, sehingga memudahkan kupu-kupu bertelur dan melakukan metamorfosis. Ulat bulu yang juga menyerang beberapa daerah lain, seperti Jombang, Malang, Pasuruan, dan Banyuwangi.
Namun menurut Gus Ipul masih dalam kapasitas normal, tidak seperti yang terjadi di Probolinggo. Seperti yang terjadi di Pasuruan, ulat bulu hanya menyerang sekitar 5 pohon saja. Demikian juga yang terjadi di Banyuwangi, menyerang sekitar 30 pohon mindi.
"Karena ulat bulu tersebut tidak menyerang pohon yang bersifat produktif, jadi tidak terlalu masalah. Tetapi kami tetap melakukan upaya menyemprotan," katanya.
Hingga saat ini, lanjutnya, Dinas Pertanian Jatim terus memasok pestisida pada beberapa daerah yang terserang ulat bulu. "Kita sangat cukup pestisida, sehingga daerah jangan khawatir. Tetapi dosisnya juga harus disesuaikan, agar ulat bulu bisa dimusnahkan tetapi tidak sampai mempengaruhi kualitas dari buah dari pohon yang disemprot tersebut," katanya.
(kem)
"Setelah kami melakukan investigasi, ternyata pada tahun 1936 lalu juga terjadi kasus yang hampir sama, yakni serangan ulat bulu. Kali ini terjadi lagi dan menyerang lebih banyak lagi perkebunan mangga di Probolinggo," kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf di kantornya, Rabu (13/4/2011).
Menurut Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf, dari hasil penelitian sementara yang dilakukan Dinas Pertanian (Distan) Jatim, ulat bulu tersebut berasal dari induk kupu-kupu yang melakukan migrasi dari daerah lain.
Mereka memilih Probolinggo karena kondisinya cukup lembab, sehingga memudahkan kupu-kupu bertelur dan melakukan metamorfosis. Ulat bulu yang juga menyerang beberapa daerah lain, seperti Jombang, Malang, Pasuruan, dan Banyuwangi.
Namun menurut Gus Ipul masih dalam kapasitas normal, tidak seperti yang terjadi di Probolinggo. Seperti yang terjadi di Pasuruan, ulat bulu hanya menyerang sekitar 5 pohon saja. Demikian juga yang terjadi di Banyuwangi, menyerang sekitar 30 pohon mindi.
"Karena ulat bulu tersebut tidak menyerang pohon yang bersifat produktif, jadi tidak terlalu masalah. Tetapi kami tetap melakukan upaya menyemprotan," katanya.
Hingga saat ini, lanjutnya, Dinas Pertanian Jatim terus memasok pestisida pada beberapa daerah yang terserang ulat bulu. "Kita sangat cukup pestisida, sehingga daerah jangan khawatir. Tetapi dosisnya juga harus disesuaikan, agar ulat bulu bisa dimusnahkan tetapi tidak sampai mempengaruhi kualitas dari buah dari pohon yang disemprot tersebut," katanya.
(kem)
sumber artikel dan gambar :http://news.okezone.com/read/2011/04/13/340/445435/fenomena-ulat-bulu-pernah-terjadi-1936-lalu
Kraksaan online memberikan hak bagi warga kraksaan dan sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam membagi berita dan foto yang terjadi di sekitar kota kraksaan seperti daerah patokan , semampir , Kandangjati kulon, sidomukti dan kraksaan wetan dan juga tidak menutup kemungkinan daerah daerah se-kabupaten probolinggo mari bersama memajukan kota kraksaan dan kabupaten probolinggo bersama sama kirimkan berita dan foto anda ke e-mail kraxsan.online@gmail.com trima kasih
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !