Awas!!!!!!!!

PROBOLINGGO - Warga Probolinggo harus mewaspadai ancaman penyakit demam berdarah (DB). Musim penghujan di awal tahun ini membuat penyakit itu dengan mudah menyerang. Di wilayah kabupaten maupun di kota, jumlah penderita DB tercatat mengalami kenaikan.

Di Kabupaten Probolinggo, berdasar data Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, jumlah penderita DB terus meningkat tiap tahun. Pada 2008, jumlah penderita DB yang terpantau ada 327 orang. Lalu pada 2009 sudah naik jadi 333 penderita.


Dan Januari selalu menjadi bulan tertinggi serangan penyakit DB. Pada Januari 2008, jumlah penderita DB mencapai 117 orang. Lalu pada Januari 2009, ada 70 orang yang terserang DB.

Lalu bagaimana dengan Januari 2010 ini? Berdasar data P2PL, sampai 28 Januari kemarin, DB sudah menyerang 114 orang. Menurut Kabid P2PL dr Dyah Kuncarawati, grafik ini masih dalam kategori normal. Belum sampai masuk tahap waspada.

Tingginya jumlah penderita DB karena musim penghujan. "Maka banyak sekali terjadi genangan air," kata dr Dyah saat ditemui Radar Bromo kemarin (28/1).

Menurutnya, masyarakat masih banyak kurang tanggap terhadap genangan-genangan air di sekitarnya. "Karena genangan air tersebut dibiarkan, maka jentik-jentik nyamuk berkembang pesat," katanya.

Sampai saat ini, DB disebutkan belum sampai merenggut nyawa. Namun, penyebaran penyakit ini tetap harus dicegah dan ditanggulangi. Salah satu langkahnya adalah dengan melakukan pengasapan atau fogging. "Selama Januari ini kami sudah melakukan fogging di 34 titik yang ada kasus DB," kata dr Dyah yang mantan kepala Puskesmas Wonomerto itu.

Tapi, terang dr Dyah, fogging tidak serta merta dilakukan di sebuah daerah yang ada penderita DB-nya. Sebab, bisa jadi penderita DB itu terkena gigitan nyamuk aides aigepty di daerah lain. Di tempat kerjanya atau di sekolahnya, atau di luar lingkungan tempat tinggalnya.

Sebelum melakukan fogging, dinkes lebih dulu melakukan penyelidikan epidomologi (PE). "Kalau PE positif, langsung kami lakukan fogging," kata dr Dyah yang istri Kapolsek Wonomerto AKP Kusmidi.

Menurutnya, fogging cukup makan biaya. Sekali fogging anggarannya sampai Rp 750 ribu. Nah, walau sekarang masih ada alokasi anggaran untuk fogging, menurut dr Dyah pihaknya cukup berhemat.

Selain dengan fogging, dinkes sejauh ini juga telah melakukan upaya pemberian Abate ke tiap-tiap puskesmas. Masing-masing puskesmas mendapat jatah 2 kg serbuk Abate.

Ancaman DB juga terpantau di RSUD Dr Moh. Saleh Kota Probolinggo. Di RSUD ini pada Desember 2009 merawat 15 pasien penyakit DB. Sedangkan pada Januari 2008 ini sampai kemarin (28/1) sudah merawat 34 pasien DB.

Pasien DB yang masih menjalani rawat inap di RSUD sampai kemarin ada 6 orang. Mereka dirawat di ruang berbeda. Di ruang Mawar ada pasien DB bernama Wilda, 6, warga Kelurahan/Kecamatan Kademangan; Siti W.M., 6, warga Kelurahan Pakistaji Kecamatan Wonoasih; Habi, 9, warga Kelurahan Jati dan Kendini, 6, warga Kelurahan Sumber Wetan Kecamatan Wonoasih.

Di antara mereka, Siti adalah pasien terbaru. Baru kemarin siang Siti masuk rawat inap di ruang tersebut. Sebelumnya Siti dirawat di Puskesmas Wonoasih. "Tiga hari di rawat di Puskesmas Wonoasih, tapi akhirnya dipindah kesini," ujar seorang kerabat Siti.

Pasien DB berikutnya satu orang dirawat di ruang Flamboyan dan satu lagi dirawat di ruang Wijaya Kusuma. Yang dirawat di Flamboyan adalah Andi, 23, warga Kelurahan Triwung Lor Kecamatan Kademangan.

Andi mulai dirawat di RSUD sejak pagi kemarin. "Sebenarnya kalau nyamuknya tidak banyak, tapi teman-temannya itu yang banyak," seloroh Andi saat ditanya soal kondisi tempat tinggalnya.

Direktur RSUD dr Budi Poerwohadi menyatakan, keadaan Andi cukup parah. Trombositnya jauh di bawah normal. Untuk penyembuhannya, perlu transfusi plasma. "Nanti ditransfusi ya, biar cepat sembuh," ujar dr Budi pada Andi, kemarin.

Menurutnya, trombosit normal itu antara 150 ribu hingga 300 ribu meter kubik darah. "Kalau sudah di bawah 150 ribu, itu sudah tidak normal. Kalau sampai di bawah 60 ribu, itu perlu transfusi plasma," ujar dr Budi.

Sementara, satu pasien yang dirawat di ruang Wijaya Kusuma disebutkan sudah membaik. "Itu berkat penangan yang cepat," ujar dr Budi.

Soal jumlah penderita DB yang meningkat, dr Budi menyatakan perlu ada penanganan. Terlebih di musim hujan seperti sekarang. Yang paling efektif adalah dengan melakukan 3 M (menguras, menutup dan mengubur).