"Siswa-siswi kelas I dan II SDN Sumberrejo I di Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (11/10), belajar di ruang kelas yang sudah rusak. Setidaknya tiga lokal yang digunakan untuk kelas di sekolah ini dalam kondisi rusak, seperti atap yang nyaris roboh.
”Kalau hujan, air masuk ke dalam kelas sehingga kami disuruh pulang,” kata Prayit (9), siswa kelas III SDN Sumberrejo I. Namun, jika hujan hanya gerimis, siswa digabung dengan kelas VI yang kondisi ruang kelasnya lebih bagus."
”Kalau hujan, air masuk ke dalam kelas sehingga kami disuruh pulang,” kata Prayit (9), siswa kelas III SDN Sumberrejo I. Namun, jika hujan hanya gerimis, siswa digabung dengan kelas VI yang kondisi ruang kelasnya lebih bagus."
Direnovasi tahun 1990
Wiryono, guru kelas III SDN Sumberrejo I, menuturkan, sekolah tersebut dibangun tahun 1978. Renovasi ruangan pernah dilakukan tahun 1990. ”Setelah itu belum ada rehab lagi,” kata Wiryono.
Wiryono mengatakan, sejak ruang kelas banyak yang rusak, jumlah murid yang mendaftar ke SDN Sumberrejo I terus menurun. Jika 10 tahun lalu ada sekitar 150 siswa, saat ini jumlah siswa kelas I hingga kelas VI hanya 80 siswa.
”Mungkin orangtua khawatir karena kondisi kelas ini berbahaya bagi anak-anak mereka,” kata Wiryono.
Kerusakan ruang kelas juga terlihat di SDN Bantaran III di Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Di sekolah ini, murid kelas III, IV, dan V harus belajar di dua kelas berdinding bambu karena sekolah tersebut hanya memiliki dua gedung. Bangku bambu untuk belajar di tiga kelas itu pun harus dibawa siswa sendiri dari rumah.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Rashid Subagio mengatakan, dari sekitar 7.000 ruang kelas yang ada di Kabupaten Probolinggo, sekitar 1.000 ruang kelas di antaranya dalam kondisi rusak berat. Ruang kelas yang rusak itu umumnya dibangun sekitar sekitar tahun 1978.
Wiryono mengatakan, sejak ruang kelas banyak yang rusak, jumlah murid yang mendaftar ke SDN Sumberrejo I terus menurun. Jika 10 tahun lalu ada sekitar 150 siswa, saat ini jumlah siswa kelas I hingga kelas VI hanya 80 siswa.
”Mungkin orangtua khawatir karena kondisi kelas ini berbahaya bagi anak-anak mereka,” kata Wiryono.
Kerusakan ruang kelas juga terlihat di SDN Bantaran III di Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Di sekolah ini, murid kelas III, IV, dan V harus belajar di dua kelas berdinding bambu karena sekolah tersebut hanya memiliki dua gedung. Bangku bambu untuk belajar di tiga kelas itu pun harus dibawa siswa sendiri dari rumah.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Rashid Subagio mengatakan, dari sekitar 7.000 ruang kelas yang ada di Kabupaten Probolinggo, sekitar 1.000 ruang kelas di antaranya dalam kondisi rusak berat. Ruang kelas yang rusak itu umumnya dibangun sekitar sekitar tahun 1978.
Dilakukan perbaikan
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional, pada tahun 2010, dari sekitar 801.966 ruang kelas SD negeri, hanya 476.209 ruang yang kondisinya baik. Adapun 325.757 ruang kelas lainnya dalam kondisi rusak, termasuk 101.000 kelas di antaranya rusak berat dan perlu perbaikan.
Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh sebelumnya mengatakan, untuk tahun 2011, pemerintah menargetkan menyelesaikan rehabilitasi 21.500 ruang belajar yang rusak berat. Ruang belajar itu terdiri atas 18.000 ruang kelas SD dan 3.500 ruang kelas SMP.
”Alokasi anggaran untuk rehabilitasi ini mencapai Rp 2,8 triliun yang diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun 2011,” kata Mendiknas, seusai meluncurkan Program Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Sekolah.
Ia menargetkan pada 2012 urusan sekolah rusak selesai. Dengan demikian, persoalan pendidikan dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas. (DIA)
Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh sebelumnya mengatakan, untuk tahun 2011, pemerintah menargetkan menyelesaikan rehabilitasi 21.500 ruang belajar yang rusak berat. Ruang belajar itu terdiri atas 18.000 ruang kelas SD dan 3.500 ruang kelas SMP.
”Alokasi anggaran untuk rehabilitasi ini mencapai Rp 2,8 triliun yang diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun 2011,” kata Mendiknas, seusai meluncurkan Program Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Sekolah.
Ia menargetkan pada 2012 urusan sekolah rusak selesai. Dengan demikian, persoalan pendidikan dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas. (DIA)
sumber : kompas cetak Rabu, 12 Oktober 2011 / http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/12/10360024/Kerusakan.Ruang.Kelas.Ganggu.Proses.Belajar
Kraksaan online memberikan hak bagi warga kraksaan dan sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam membagi berita dan foto yang terjadi di sekitar kota kraksaan seperti daerah patokan , semampir , Kandangjati kulon, sidomukti dan kraksaan wetan dan juga tidak menutup kemungkinan daerah daerah se-kabupaten probolinggo mari bersama memajukan kota kraksaan dan kabupaten probolinggo bersama sama kirimkan berita dan foto anda ke e-mail kraxsan.online@gmail.com trima kasih
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !