Probolinggo , kraksaan online Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa dan merobohkan rumah, warga Desa Sumberkatimoho Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo merasa terteror. Pasalnya, ledakan yang diduga bom petasan (bondet) melukai seorang warga dan merusak sedikitnya 8 rumah.
Hingga Kamis (14/7) jajaran Polres Probolinggo berusaha mengungkap pelaku di balik teror tersebut. Jelasnya, melalui temuan ratusan petasan dalam tiga dus dan dua petasan jumbo seukuran paha orang dewasa, polisi sudah mulai membidik tersangka.
”Ini, bukan bom teroris, tetapi ini modus baru dengan menggunakan mercon berukuran besar yang bisa memecahkan kaca-caca jendela dari jarak 30 hingga 40 meter,” ujar Kapolres Probolinggo, AKBP Zulfikar Tarius, Kamis (14/7) pagi tadi.
Disinggung siapa pemilik ratusan petasan dan dua petasan jumbo, Kapolres mengatakan, pada saatnya akan diungkapkan identitasnya. ”Demi pengembangan penyidikan, bersabar dulu,” ujarnya.
Yang jelas, petasan raksasa itu terbuat dari batang paralon (pipa PVC) sepajang 30 centimeter (cm) dengan diameter 8 cm. Selanjutnya potongan pipa itu dililiti kertas, seperti petasan pada umumnya.
Bom petasan seperti itulah yang diduga meledak, Rabu (13/7) pagi menjelang subuh di depan rumah Sampurno (55), warga Dusun Kasengan, Desa Sumberkatimoho. Sebanyak 8 rumah diketahui kaca-kaca jendelanya hancur berantakan. Yakni di rumah Sampurno, Ny. Rofii, Asmoro, Ahmad Ansori, Mahfud, Suwolo, Bambang Arifin, dan rumah Khusyai.
Selain merusak rumah, ledakan melukai Abdul Karim (24), anak Sampurno. Akibat ledakan, lengan kiri Karim terluka hingga mendapatkan perawatan tiga jahitan. ”Saya masih trauma akibat ledakan bom mercon itu,” ujar Karim.
Saat terjadi ledakan, Karim tidur bersama istrinya, Inawati dan dua anaknya di kamar depan. Lengan Karim sampai berdarah-darah akibat ledakan. Ceceran darah masih terlihat di kamar tidur dan teras rumah.
Menurut keterangan sejumlah saksi, pelaku sengaja meneror keluarga Sampurno. Terbukti, petasan jumbo itu digantung di sebuah pohon di depan rumah Sampurno. Dahan pohon sampai patah akibat ledakan keras.
Kaca-kaca jendela di sekitar ledakan hancur berantakan. ”Ada sejumlah baut yang berceceran, mungkin dari bom petasan itu,” ujar Ansori, warga yang rumahnya rusak.
Namun keberadaan baut pada bom petasan itu dibantah Kapolres. ”Bom petasannya tidak dilengkapi baut. Kebetulan saja ada baut tercecer di rumah warga, tapi bukan berasal dari bom petasan,” ujar AKBP Zulfikar.
Demi menguak teror bom petasan itu, Polres dibantu tim dar Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya. Sisa-sisa ledakan di depan rumah Sampurno pun dipelototi dan sampelnya dibawa ke laboratorium.
Apa motif di balik ledakan bom petasan itu? Ansori menduga terkait tawuran remaja di Kraksaan, Selasa (12/7) malam. Kebetulan saat tawuran, Tofan (17), adik Abdul Karim berada di lokasi tawuran. Saat pulang ke rumahnya, sepeda motor merah yang dikendarai Tofan diikuti sekelompok remaja. ”Padahal adik saya tidak ikut berkelahi,” ujar Karim. isa
sumber : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=2ed0ec966ce38482dc100992cf244d10&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc
Kraksaan online memberikan hak bagi warga kraksaan dan sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam membagi berita dan foto yang terjadi di sekitar kota kraksaan seperti daerah patokan , semampir , Kandangjati kulon, sidomukti dan kraksaan wetan dan juga tidak menutup kemungkinan daerah daerah se-kabupaten probolinggo mari bersama memajukan kota kraksaan dan kabupaten probolinggo bersama sama kirimkan berita dan foto anda ke e-mail kraxsan.online@gmail.com trima kasih
Hingga Kamis (14/7) jajaran Polres Probolinggo berusaha mengungkap pelaku di balik teror tersebut. Jelasnya, melalui temuan ratusan petasan dalam tiga dus dan dua petasan jumbo seukuran paha orang dewasa, polisi sudah mulai membidik tersangka.
”Ini, bukan bom teroris, tetapi ini modus baru dengan menggunakan mercon berukuran besar yang bisa memecahkan kaca-caca jendela dari jarak 30 hingga 40 meter,” ujar Kapolres Probolinggo, AKBP Zulfikar Tarius, Kamis (14/7) pagi tadi.
Disinggung siapa pemilik ratusan petasan dan dua petasan jumbo, Kapolres mengatakan, pada saatnya akan diungkapkan identitasnya. ”Demi pengembangan penyidikan, bersabar dulu,” ujarnya.
Yang jelas, petasan raksasa itu terbuat dari batang paralon (pipa PVC) sepajang 30 centimeter (cm) dengan diameter 8 cm. Selanjutnya potongan pipa itu dililiti kertas, seperti petasan pada umumnya.
Bom petasan seperti itulah yang diduga meledak, Rabu (13/7) pagi menjelang subuh di depan rumah Sampurno (55), warga Dusun Kasengan, Desa Sumberkatimoho. Sebanyak 8 rumah diketahui kaca-kaca jendelanya hancur berantakan. Yakni di rumah Sampurno, Ny. Rofii, Asmoro, Ahmad Ansori, Mahfud, Suwolo, Bambang Arifin, dan rumah Khusyai.
Selain merusak rumah, ledakan melukai Abdul Karim (24), anak Sampurno. Akibat ledakan, lengan kiri Karim terluka hingga mendapatkan perawatan tiga jahitan. ”Saya masih trauma akibat ledakan bom mercon itu,” ujar Karim.
Saat terjadi ledakan, Karim tidur bersama istrinya, Inawati dan dua anaknya di kamar depan. Lengan Karim sampai berdarah-darah akibat ledakan. Ceceran darah masih terlihat di kamar tidur dan teras rumah.
Menurut keterangan sejumlah saksi, pelaku sengaja meneror keluarga Sampurno. Terbukti, petasan jumbo itu digantung di sebuah pohon di depan rumah Sampurno. Dahan pohon sampai patah akibat ledakan keras.
Kaca-kaca jendela di sekitar ledakan hancur berantakan. ”Ada sejumlah baut yang berceceran, mungkin dari bom petasan itu,” ujar Ansori, warga yang rumahnya rusak.
Namun keberadaan baut pada bom petasan itu dibantah Kapolres. ”Bom petasannya tidak dilengkapi baut. Kebetulan saja ada baut tercecer di rumah warga, tapi bukan berasal dari bom petasan,” ujar AKBP Zulfikar.
Demi menguak teror bom petasan itu, Polres dibantu tim dar Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya. Sisa-sisa ledakan di depan rumah Sampurno pun dipelototi dan sampelnya dibawa ke laboratorium.
Apa motif di balik ledakan bom petasan itu? Ansori menduga terkait tawuran remaja di Kraksaan, Selasa (12/7) malam. Kebetulan saat tawuran, Tofan (17), adik Abdul Karim berada di lokasi tawuran. Saat pulang ke rumahnya, sepeda motor merah yang dikendarai Tofan diikuti sekelompok remaja. ”Padahal adik saya tidak ikut berkelahi,” ujar Karim. isa
sumber : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=2ed0ec966ce38482dc100992cf244d10&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc
Kraksaan online memberikan hak bagi warga kraksaan dan sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam membagi berita dan foto yang terjadi di sekitar kota kraksaan seperti daerah patokan , semampir , Kandangjati kulon, sidomukti dan kraksaan wetan dan juga tidak menutup kemungkinan daerah daerah se-kabupaten probolinggo mari bersama memajukan kota kraksaan dan kabupaten probolinggo bersama sama kirimkan berita dan foto anda ke e-mail kraxsan.online@gmail.com trima kasih
Powered by Spiderizon, free backlinks.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !